Cara Tepat Membeli Bisnis Franchise Murah



Cara Tepat Membeli Bisnis Franchise Murah

Setelah sekian waktu menjadi seorang pegawai atau orang gajian, adakalanya kita ingin memulai berbisnis atau membuka usaha sendiri. Bisnis franchise Indonesia murah bisa jadi pilihan tepat bagi kita ketika kita ingin memulai sebuah bisnis atau membuka usaha yang mempunyai resiko kegagalan kecil. Bagi orang yang belum mempunyai pengalaman dalam berbisnis maka membeli bisnis franchise indonesia murah bisa jadi alternative yang sangat tepat.

Membangun bisnis dari nol itu tak semudah yang kita bayangkan. franchise Indonesia murah adalah hasil karya dari kerja keras, ketekunan dan kegigihan dari pemberi bisnis franchise yang akan kita beli. Kalau dibandingkan dengan membuka usaha sendiri tentu perlu mengalami pasang surut, jatuh bangun dan mungkin kegagalan, karena tidak semua orang siap menghadapi kegagalan dalam berbisnis.

Tips Memilih Bisnis franchise Indonesia Murah

Franchise murah Indonesia sekarang telah mengalami perkembangan yang sangat menjanjikan, dulu mungkin didominasi oleh bidang makanan saja, tapi sekarang telah merambah keberbagai sector seperti jasa, pendidikan dan lain – lain. Memilih franchise perlu pertimbangan yang matang dan informasi yang cukup sebelum memilih franchise yang akan di beli. Lalu bagaimana cara memilih bisnis franchise Indonesia Murah dengan tepat?? Berikut kami berikan beberapa tips serta cara memilih bisnis franchise yang tepat bagi anda.
  1. Cari sebanyak mungkin informasi tentang franchise yang akan kita pilih, apakah bisnis franchise yang kita pilih mempunya kekuatan pasar yang besar atau tidak. Anda juga harus berhati – hati, jangan sampai anda tertipu dengan janji manis akan keuntungan bisnis franchise yang ternyata bisnisnya tidak ada daya jual sama sekali.
  2. Lakukan analisa franchise yang akan anda pilih, apakah bisnis franchise tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen yang berada di dekat lokasi anda akan membuka bisnis franchise. Jangan selalu mengikuti trend sesaat karena jika trend tersebut sudah hilang maka kekuatan pasar dari bisnis anda juga akan turun.
  3. Amati bagaimana perkembangan bisnis franchise murahyang akan anda pilih, apakah saat ini berkembang dengan baik atau perlahan-lahan menghilang. Kunjungi gerai atau outlet – outlet yang sudah ada kemudian cari informasi tentang sejauh mana perkembangan bisnis franchise yang akan diambil. Ini adalah salah satu strategi agar kita mengetahui kekuatan pasar dari suatu bisnis franchise. Jangan hanya melihat sutau penghargaan yang didapat, bisa jadi itu hanya salah satu trik dari pemikil bisnis franchise.
  4. Tanyalah diri anda sendiri apakah bisnis franchise yang akan anda pilih sudah sesuai dengan minat anda atau hanya ikut – ikutan orang karena faktor bisnis franchise yang sedang booming atau trend. Sesuaikan juga bisnis franchise yang akan anda beli dengan kondisi financial atau kondisi keuangan anda.
  5. Perhatikan dan cermati juga kontrak kerjasama yang ditawarkan pada anda jika anda telah menentukan bisnis franchise yang anda inginkan, jika anda merasa ada yang belum jelas bisa anda diskusikan terlebih dahulu. jangan sampai ada penyesalan di belakang.
Bagi anda yang memiliki minat menjalankan bisnis franchise Indonesia Murah, yang paling penting dari itu adalah apakah anda akan benar-benar serius dalam menjalankan bisnis ini hingga mencapai kesuksesan. Karena jika anda tidak serius menjalankan bisnis franchise ini, anda hanya akan membuang waktu anda menuju kegagalan.

Franchise angkringan yang berpenampilan modern serta unik



Pada kesempatan kali ini saya akan membahas perihal usaha franchise angkringan atau warung kopi yang sedang menjamur di kota kota di Indonesia. Seperti kita ketahui bahwa banyak sekali makanan yang berhasil difranchisekan. Seperti hal nya, franchise angkringan warung kopi akhir akhir ini sangat marak di pelosok pelosok kota di indonesia. Kian banyak para pengusaha yang membuat usaha jenis ini, tentu saja, marak juga yang bergabung dalam usaha tersebut. Kita tahu bahwa bisnis ini berawal dari modal yang cukup tidak terlalu besar, rata rata modal 5 jutaan sudah cukup untuk menghandel keseluruhan perlengkapan dan peralatan yang dipakai. Hal ini membuat usaha tersebut cukup fantastis berkembangnya. Pasti saja kita akan banyak menemui merk merk franchise warung kopi di sudut sudut kota. Seperti kita ketahui juga banyak orang yang senang atau gemar mengkonsumsi kopi terutama bagi para pria. Kopi banyak dihasilkan di Indonesia bahkan, kopi adalah menjadi salah satu investasi terbesar yang dimiliki oleh Indonesia.

Wajar saja jika kita banyak menemukan franchise warung kopi atau sebut saja usaha angkringan yang berada disekitar kita. Selain yang kami utarakan di atas, dimana modal untuk menciptakan usaha itu tidak terlalu besar pun hasil bumi yang di hasilkan di negara kita Indonesia telah menjadikan banyak usaha warung kopi atau angkringan yang kian banyak bermunculan. Peluang usaha dengan membukan warung kopi itu sendiri dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat. Pasar sudah jelas banget, rata rata orang pria di Indonesia menyukai kopi untuk mereka konsumsi. Dalam menjalankan sebuah bisnis, dalam khasus ini adalah usaha membuka angkringan, tentu saja,  semua tergantung dengan apa yang kita lakoni. Artinya sejauh apa cara kita mengelola atau memperlakukan bisnis tersebut. Walapun dengan modal yang tidak besar, dan potensi hasil bumi kopi melimpah limpah, dan pasar yang sudah siap dan pasti, cara kita mengelola bisnis tersebut sangat menjadi tolak ukur keberhasilan usaha tersebut. Baik secara included di jalankan sendiri maupun dijalankan dengan cara memperbanyak mitra dengan sistem franchising. Jika kita sungguh-sungguh dan giat dalam menjalankan usaha yang kita punya maka kita pasti akan membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan kita. Anda setuju kan!

Bahasa angkringan sebenarnya sudah cukup lama kita dengar, terutama di kota kota seperti Jogjakarta dan Solo. Masyarakat sana sudah sangat familier. Tetapi hari ini kita bisa menemukan dengan mudah berbagai outlet angkringan dengan menu menu tidak hanya kopi sebagai karakter utamanya tapi tersedia juga nasi kucing :) . Ternyata nasi yang semenu makanan kucing ini cukup membuat pengunjung outlet tertarik untuk melalapnya, dan itupun kadang 1 bungkus nasi kucing gak cukup, biasanya tambah sampai 2 atau 3 bungkus. waoowww….

Usaha pada outlet franchise angkringan saat ini sudah menampilkan campuran tradisional dan tampilan unik dan modern, lihat saja, outlet di lengkapi dengan brosur brosur, menu makanan, diskon pembelian. macem macem banget kreasinya pengusaha pengusaha angkringan. Bahkan saya sendiri pernah juga menemukan outlet angkringan dengan kuis dengan cara mengumpulkan point. Jika dapat point pembelian tertentu mendapatkan bonus gratis pembelian menu yang bisa dipakai pada hari yang telah di jadwalkan oleh pemiliknya. Cerdas, ternyata memaksa saya harus datang di hari yang di jadwalkan. Dan tentu saja, yang saya makan atau minum pun tidak sekedar nilai point tadi, akhirnya keluar duit lagi deh. Bahkan tidak jarang yang sampai bikin logo unik untuk mendapatkan perhatian dari setiap orang yang jalan di depan outlet. Bentuk logo pun di taruh di neon box yang lucu lucu. Asyik. Kemasan nilai bisnis yang sangat menjual. Peluang usaha franchise angkringan memang top. Maju Terus....

Virtual Market Unik Korea, Belanja Cukup Bermodal Smartphone


Korea adalah salah satu negara sibuk di dunia. Oleh karena itu, untuk berbelanja saja merupakan hal yang cukup menyita waktu. Namun hal tersebut berubah ketika sebuah terobosan baru dalam dunia belanja terjadi.
Korea Selatan memiliki supermarket unik yang disebut Virtual Supermarket. Dan supermarket unik ini bisa dikatakan sebagai yang pertama di dunia. Dengan belanja di tempat ini, konsumen mendapatkan banyak manfaat. Selain hemat waktu, hemat tenaga, ramah lingkungan dan lebih efisien.

Pembeli tinggal menggunakan smartphonenya untuk membaca barcode dari produk yang mereka inginkan. Kemudian setelah melakukan pembayaran, barang akan diantar sampai ke rumah, Bila pembeli sering pulang telat, bisa meminta dikirim pada jam yang diinginkan.

Hal ini disambut sangat baik oleh buyer di sana karena tidak harus menggunakan troli, mengangkat banyak barang saat bepergian dan tidak dibutuhkan tempat yang besar untuk supermarket virtual ini. Bila kita ingin membeli produk yang sama, tidak perlu datang ke supermarket ini lagi. Cukup kirimkan lagi barcode yang sudah dimiliki, lakukan pembayaran dan barang akan dikirimkan ke rumah Anda.

Supermarket virtual ini hanya berupa media kaca yang ditempeli lembar katalog produk. Bentuknya memang sekilas mirip dengan etalase supermarket, padahal yang Anda lihat hanya gambarnya saja. Supermarket ini adalah milik Home Plus, yang berusaha menjadi market nomor 1 tanpa harus menambah cabang pertokoan di Korea, setelah sempat menjadi market nomor 2. Kini berkat sistem belanja yang unik, Home Plus menjadi pusat belanja kebutuhan harian yang paling sering dikunjungi.

Sebenarnya sistem ini adalah perpaduan antara belanja langsung dengan belanja online. Wah, seru juga ya kalau di Indonesia ada tempat belanja seperti ini?


Sumber: http://www.vemale.com/ragam/25199-uniknya-virtual-market-korea-belanja-cukup-bermodal-smartphone.html

Ini Rahasia Restaurant D’Cost Bisa Cepat Berkembang

Cari Nama Dulu, Baru Untung

Siapa yang tidak kenal D’Cost, restoran seafood ini cukup fenomenal di jagat industri kuliner. Dalam waktu relatif singkat, perusahaan ini sudah dikenal luas oleh masyarakat dan restorannya selalu ramai dikunjungi para penikmat seafood. Perusahaan ini bukanlah perusahaan triliunan rupiah yang bisa mengeluarkan puluhan miliar untuk beriklan di televisi. Namun, perusahaan ini punya kiat untuk bisa populer dengan bujet terbatas.

D’Cost selalu mengeluarkan promosi diskon gila-gilaan. Contohnya, Makan Sepuasnya, Bayar Sesukanya, Diskon Sesuai Umur, sampai Diskon Gerombolan. Makin banyak gerombolan yang datang, makin banyak diskonnya. Kalau pemiliknya bilang, “Hanya orang bodoh saja yang mau melakukan promo ini”.

D’Cost melakukan sejumlah strategi yang boleh dikata berani keluar dari pakem-pakem yang ada. Serangkaian promonya yang unik dan sama sekali berbeda memang menarik untuk diikuti. D’Cost seperti membawa petunjuk baru dalam berbisnis restoran. Akan tetapi, apa yang dilakukan oleh perusahaan yang sudah berumur enam tahun ini sejatinya dapat pula dipraktikkan oleh bisnis-bisnis lainnya.

Aroma kreativitas selalu tercium pada setiap strategi yang dijalankan D’Cost. Ciri khasnya ialah selalu menimbulkan rasa penasaran dan membuat geger. Tentu saja kesuksesan D’Cost dalam melakukan strategi pemasaran ini tak lepas dari tangan dingin Sang Nahkoda PT Pendekar Bodoh (D’Cost), David Vincent Marsudi. Untuk mengetahui lebih jauh tentang gaya kepemimpinan dia, bisa disimak hasil wawancara dia dengan jurnalis Majalah MARKETING, Andri Darmawan dan fotografer Asep Tony. Berikut petikannya.

Bisa diceritakan awal-awal terjun ke bisnis restoran seafood?

Begini, enam tahun silam, seafood itu sering dipersepsikan mahal. Padahal, makanan ini termasuk sehat dan lezat. Dari situ kami berpikir, bagaimana bisa menyediakan makanan seafood seharga ibu masak di rumah sehingga bisa dinikmati oleh semua segmen. Muncullah D’Cost ini.

Tantangan pertama yang dihadapi ketika itu?

Proses pengadaan bahan baku. Ini yang paling sulit. Terus terang latar belakang saya dan sebagian rekan di D’Cost dari properti. Seafood itu berbeda dari makanan berbahan baku ayam atau sapi yang jumlahnya melimpah. Seafood itu seasonally, begitu musimnya tiba, harus membeli sebanyak mungkin untuk persediaan. Setelah dibeli, persoalan berikutnya penyimpanan. Setelah kami pelajari, ternyata ada metodenya. Jadi, bila disimpan pada suhu -25ºC, bahan baku akan tahan 3 bulan, tetapi kalau ditaruh pada suhu 4ºC, bisa tahan 3 hari, dan apabila ditempatkan pada suhu ruangan cuma tahan 3 jam. Jadi, 3 bulan, 3 hari, dan 3 jam. Kalau barangnya fast moving kami taruh di suhu 4ºC. Dari ilmu ini kami bisa memasok bahan baku secara aman ke setiap cabang hingga sekarang. Kemudian, untuk bagian lainnya, tidak ada masalah karena manajemennya sama dengan bisnis-bisnis pada umumnya.

Lokasi pertama D’Cost di mana?

Kemang, Jakarta Selatan. Sengaja kami pilih di sana agar menarik perhatian masyarakat. Sebab strategi kami ialah cari nama dulu baru untung. Seperti yang kita ketahui, Kemang merupakan daerah elite, umumnya restoran yang berdiri di sana adalah restoran premium. Nah, tiba-tiba muncul D’Cost, restoran harga kaki lima, dengan mutu bintang lima. Alhasil, gegerlah masyarakat sekitar sana. Dari segi nama perusahaan pun kami buat unik, yakni PT Pendekar Bodoh. Mengapa kami menggunakan nama yang agak nyeleneh, karena prinsip memilih nama agar mencuri perhatian hanya ada dua cara, nama yang bagus sekali, atau sebaliknya. Dan kami pilih yang sebaliknya.

Tetapi, setiap nama pasti memiliki filosofi, bukan?

Benar, mengapa PT Pendekar Bodoh? Umumnya sebagai konsumen, kita pasti ingin membeli barang bagus dengan harga murah, dan sebagai pengusaha ingin menjual barang bagus dengan harga yang mahal itu lazim. Nah, filosofi bisnis kami adalah give and receive. Memberi dulu, nanti pasti akan menerima. Pengusaha semacam ini menurut kami bodoh, tetapi jiwanya pendekar karena bertujuan membantu orang, wong memberi kok. Karena itu, nama PT Pendekar Bodoh dipilih. Sama halnya PT Bocuan Gapapa yang menaungi brand terbaru kami, D’Stupid Baker. Prinsip kami memulai bisnis itu tidak untung dulu tidak apa-apa, yang penting nama tenar. Bila skala ekonomi usaha semakin besar, keuntungan nanti pasti akan datang. Contoh, Google dan Yahoo, mereka perusahaan raksasa yang dimulai dari memberi gratis dulu kepada orang-orang.

Strategi D’Cost banyak yang terkenal nyeleneh, boleh tahu alasannya?

Nyeleneh-nya bukan asal nyeleneh. Seperti yang sudah dijelaskan, filosofi bisnis kami adalah give and receive, maka dalam membuat strategi pun harus too good to be true. Artinya apa? Strategi tersebut harus memiliki nilai. Contoh program “Diskon Sesuai Umur” yang membuat anak-anak semakin cinta pada orangtua, terutama di hari Selasa. Dengan program ini, keluarga yang makan di D’Cost bisa mendapat diskon berdasarkan umur tertua dari anggota keluarganya. Misal, yang paling tua berumur 70 tahun, maka diskonnya 70%.

Kemudian, untuk segmen anak muda, kami juga ada program “Diskon Sesuai Umur”. Pelanggan cukup membayar sesuai umur mereka. Misal, Anda makan habis Rp10.000, dan umur Anda 20 tahun, maka yang dibayar cukup 20% saja, atau Rp2.000. Lalu, untuk karyawan yang rata-rata berumur di bawah 30 tahun, kami menghadirkan D’Cost Quick. Saat ini lokasinya masih di Plaza Festival, Kuningan, Jakarta. Yang spesial dari sini adalah paket menu Rp10.000 plus es teh manis. Paket menu ini sengaja dibuat karena kami menyadari bahwa rata-rata dari mereka adalah first jobber yang uang makannya belumlah seberapa.

Program lain yang tak kalah unik misalnya “Uang & Doa”. Di setiap hari keagamaan, kami adakan program untuk pelanggan cukup menulis doa di secarik kertas. Doanya terserah, lalu berikan kepada pihak D’Cost, maka itu sudah setara dengan membayar 50%. Ini dilakukan hanya pada cabang-cabang tertentu, yang informasinya bisa dilihat pada website, Facebook, serta Twitter D’Cost.

Apa kunci membuat promo yang menarik?

Simpel, posisikan diri Anda sebagai konsumen. Gali kebutuhan dasar mereka, lalu buat program yang memfasilitasi kebutuhan tersebut. Dan, upayakan agar membuat promo yang konsumen tidak kuasa menolaknya. Salah satu contoh program kami yang cukup menuai respons positif adalah Program Paket Nikah, “Hamil Dulu Baru Bayar”. Program ini menyedot minat yang besar. Misinya ingin membantu pasangan menikah yang ingin resepsi tetapi tidak punya biaya. Program ini berlangsung setiap hari Minggu di D’Cost WTC Mangga Dua, Jakarta. Syaratnya sangat mudah, cukup fotokopi KTP dan surat nikah, lalu ajukan ke kami.

Sampai sekarang, apakah sudah ada yang membayar?

Sejak diluncurkan di awal tahun 2012 sampai sekarang belum ada yang membayar. Apakah kami pusing? Tidak, karena tugas D’Cost hanya menjalankan misi sebagai perusahaan F&B yang membawa manfaat bagi masyarakat. Selebihnya biar “departemen Tuhan” yang mengatur.

Apa yang menginspirasi Anda melakukan itu?

Kesadaran bahwa di atas segalanya, Tuhan-lah yang mengatur dan menjadi bos saya. Ada salah satu buku yang cukup menginspirasi bagi saya dan teman-teman, berjudul God is My CEO, penulisnya Larry Julian. Isi buku tersebut menjelaskan, kalau CEO-nya Tuhan, kebijakan apa yang akan diambil? Ini menjadi suatu tantangan bagi pebisnis dalam mengambil keputusan di segala bidang. Pikirkan apa yang Tuhan inginkan, bukan apa yang kita inginkan. Akan ada banyak kejutan bila ini dapat dilakukan dengan ikhlas, bahkan akan mendobrak hukum ekonomi yang dipelajari selama ini.

Apa strategi di tahun depan?

Yang jelas, kami masih akan menawarkan promo-promo unik. Beberapa yang sudah berjalan masih terus dipertahankan, seperti Up to You Price, Makan Sesukanya, Bayar Sesukanya pada setiap pembukaan cabang baru di hari Rabu selama sebulan. Program ini sudah enam tahun. Lalu, yang kedua, promo Diskon Umur, ini juga sudah berjalan tiga tahun lebih, dan masih akan dijalankan tahun depan. Bila di tahun ini kami menelurkan dua brand baru, yaitu D’Cost Quick dan D’Stupid Baker, di tahun depan akan tetap sama dengan merilis brand-brand baru yang bergerak di sektor usaha F&B yang oleh masyarakat umumnya dikenal mahal, akan kami buat menjadi makanan yang terjangkau dengan rasa berani bersaing.

Apa rencana D’Cost selanjutnya?

Yang paling dekat dulu, kami akan membuka 13 cabang dari 57 cabang di tahun 2013, dan membuka 50 D’Cost Quick, serta 50 D’Stupid Baker. Kami juga mau menawarkan franchise. Konsepnya akan berbeda dari franchise yang lain. Gambarannya, kami akan mengawinkan franchise dengan properti. Jadi, selain usaha, para mitra bakal memiliki aset berupa properti. Keuntungan yang didapat ganda, dari profit bisnis, dan gain investasi properti. Orang menjalankan bisnis restoran itu keuntungannya belumlah besar bila belum memiliki properti sendiri. Dan, nilai investasi properti pun cenderung lambat bila hanya “dijemur”, atau tidak difungsikan sama sekali. Perpaduan ini kami yakin akan menjadi sesuatu yang inovatif dan menguntungkan bagi mitra. Nah, untuk jangka panjang, nantinya di tahun 2015, kami ingin go international, lalu pada tahun 2018, mudah-mudahan sudah bisa go public.

Silent Leadership

Seorang pemimpin punya potensi untuk berkomunikasi lebih efektif dengan komunikasi non-verbal dibanding komunikasi verbal, demikian yang dikatakan John Baldoni. Dalam tulisan di blog-nya, hbr.org, ia pun menambahkan, “yang penting ketenangan dan keyakinan”.

Baldoni menekankan bahwa pemimpin dapat menyampaikan maksudnya melalui isyarat non-verbal. Namun, ia menyesalkan bahwa seringnya isyarat non-verbal disalahgunakan untuk menampilkan gangguan, keacuhan atau bahkan ketidak-sukaan.

Dia memperingatkan: "Bagi mereka yang memegang suatu tanggung jawab, terutama di posisi yang sangat senior, harus ekstra hati-hati tidak hanya dalam kata-kata tapi juga dalam bahasa tubuh mereka".

Berangkat dari hal itu, Baldoni menawarkan beberapa tips tentang silent leadership

1. Rekomendasi pertamanya adalah hanya sekedar mengendurkan otot-otot wajah. Ia pun bercerita: "Saya pernah bekerja dengan seorang engineer berbakat yang memiliki afinitas yang nyata untuk mengajar orang lain. Tapi karena ia masih baru di perusahaannya, orang-orang tidak mengenal dia. Dan ketika orang-orang melihatnya, ia selalu berada di ruangannya dengan wajah meringkuk dan tampak sangat intens. Bahasa tubuhnya seolah berkata, 'menjauhlah dari saya!' ".

Baldoni menjelaskan bahwa memang ekspresi wajah disebabkan oleh konsentrasi yang mendalam. Namun, masalah ini bisa diperbaiki dengan senantiasa mengingatkan diri untuk mengendurkan otot-otot wajah dan ini membantunya tampil lebih akrab. Penulis juga menganjurkan untuk melatif ekspresi yang cocok di depan cermin.

2. Rekomendasi kedua adalah meminta seorang teman untuk mengamati ekspresi anda. Baldoni menyarankan untuk meminta seorang rekan terpercaya untuk mengamati bahasa tubuh Anda dalam sebuah pertemuan misalnya, terutama dalam suatu pertemuan yang intens. Ia juga bisa diminta untuk mencatat manakala ada kebosanan, kejengkelan, atau bahasa yang salah ditangkap dalam pertemuan-pertemuan itu.
Penulis juga menyarankan: "Ingatlah bahwa orang tidak hanya mendengarkan apa yang Anda katakan, tapi mereka juga melihat bagaimana Anda membawa diri ketika Anda mengatakan perkataan anda".

3. Rekomendasi yang ketiga Baldoni adalah bicara secukupnya. Doronglah orang untuk berbicara lebih dulu dan bebas mengungkapkan ide mereka, sementara seorang pemimpin bisnis hanya perlu memberi sisipan ketika mereka memiliki sesuatu yang besar untuk ditawarkan.

Ia juga mengatakan, "Ketika bulu terbang, yang membuat ia menjadi perhatian orang adalah sebuah keyakinan yang tenang. Jangan sekali-kali mengangkat suara Anda. Sebaliknya, setelah Anda memiliki perhatian orang, bicaralah dengan tenang dan penuh keyakinan. Tidak ada pancaran kekuatan yang lebih kuat selain emosi yang terkendali ketika dalam suasana dimana orang-orang saling berteriak satu sama lain".

Namun ia menambahkan, bahwa menunjukkan emosi itu hanya benar dan tepat diterapkan ketika ada isu serius yang dipertaruhkan. Yaitu dengan menunjukkan bahwa pemimpin itu berhak untuk berkomunikasi dengan otoritas dan kekuatan, sehingga mereka paham akan pentingnya momen tersebut.

7 Strategi Bisnis Yang Wajib Dimiliki Entrepreneur

Menjamurnya berbagai peluang usaha baru di Indonesia, ternyata tidak hanya menuntut kreativitas dari para pengusaha untuk terus bisa berkarya, namun juga mengharuskan sebagian besar dari mereka untuk mulai menyusun beberapa strategi bisnis yang jitu guna memenangkan persaingan yang ada. Ketatnya persaingan pasar, dan munculnya para pemain baru di berbagai penjuru negeri, membuat sebagian besar pelaku usaha di Indonesia harus siap bersaing dengan pelaku usaha lainnya guna mempertahankan eskistensi kerajaan bisnisnya.Karenanya, untuk membantu para pemula maupun para pelaku usaha dalam mempertahankan eksistensi bisnisnya, berikut ini kami informasikan 7 strategi bisnis yang wajib dimiliki entrepreneur sebelum akhirnya mereka terjun di tengah ketatnya persaingan pasar.



1. Berani berpikir kreatif dan segera mulai melangkah.

Modal utama yang perlu dimiliki seorang entrepreneur sukses adalah berani berpikir kreatif dan mewujudkan ide-ide gila yang telah mereka ciptakan. Modal kreatif saja ternyata tidaklah cukup. Sebagai seorang pengusaha, tentunya Anda dituntut untuk segera mulai melangkah dan menemukan cara paling efektif untuk segera mewujudkan mimpi-mimpi besar yang telah dicita-citakannya.



2. Mulailah dari lingkungan Anda

Tak jarang para pemula bersikap terlalu berlebihan dalam mencari sebuah ide bisnis. Mereka sering menginginkan bisnis yang bonefit, menghasilkan banyak keuntungan, namun tidak membutuhkan modal besar. Padahal, untuk menciptakan peluang bisnis yang potensial Anda bisa memulainya dari hal-hal sederhana yang ada di sekitar kita. Contohnya saja seperti ide sang pengusaha sukses dari Grobogan yakni Rustono, yang sekarang ini berhasil menjadi juragan tempe di negara maju seperti Jepang.



3. Tetapkan biaya produksi yang proposional

Sebagai seorang pelaku usaha, tentunya Anda harus lebih jeli dalam menganggarkan biaya pengeluaran dan menyiapkan strategi pemasaran jitu untuk bisa mendatangkan penghasilan yang maksimal. Sebisa mungkin tekan biaya produksi agar harga jual yang Anda tawarkan kepada konsumen bisa terjangkau, dan keuntungan yang didapatkan semakin hari kian berlipat-lipat. Strategi inilah yang berhasil mengantarkan kesuksesan Waroeng Steak and Shake, karena dengan tagline “Bukan Steak Biasa”, sang pengusaha berusaha menawarkan menu kuliner serba steak dengan harga jual yang bersahabat dengan kantong konsumen yang rata-rata adalah para mahasiswa, pelajar, dan masyarakat menengah ke bawah.



4. Manfaatkan teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas

Perkembangan teknologi dan informasi di era serba digital seperti sekarang ini, tentunya bisa Anda manfaatkan dengan baik untuk menjangkan peluang pasar yang lebih luas. Bila sebelumnya Anda belum menjamah pasar online untuk memasarkan produk Anda, maka tidak ada salahnya bila mulai sekarang Anda mengoptimalkan penggunaan situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, blog, website, dan lain sebagainya untuk mengurangi besarnya biaya iklan offline yang semakin tinggi serta menjangkau calon konsumen di berbagai belahan dunia.



5. Terus kembangkan brand Anda

Tak bisa kita pungkiri bila kekuatan sebuah brand masih sangat penting dalam mengembangkan sebuah usaha. Oleh karena itu, terus hidupkan brand bisnis Anda dan jagalah reputasinya agar semakin dikenal banyak orang dan disukai para pelanggan. Untuk menjalankan strategi tersebut, Anda bisa melengkapi profil perusahaan Anda dengan sejarah singkat mengenai pendirian usaha maupun kisah dibalik pembuatan produk unggulan yang menjadi brand utama bisnis Anda.



6. Tumbuhkan bakat berwirausaha

Setiap orang bisa menjadi pengusaha sukses apabila mereka mau dan mampu menumbuhkan bakat wirausaha yang ada dalam diri mereka. Berbekal niat, semangat, dan tekad yang cukup kuat, setiap orang bisa mendapatkan ilmu dan ketrampilan khusus tentang wirausaha melalui buku-buku atau majalah bisnis yang beredar di pasaran, mengakses informasi dari media internet, maupun bergaul dengan para pengusaha sukses yang bisa memotivasi diri Anda untuk terus maju dan merintis sebuah usaha.



7. Siap menghadapi berbagai resiko

Ketika menjalankan sebuah usaha, hadirnya sebuah hambatan, tantangan, maupun berbagai kendala yang muncul di tengah perjalanan usaha, menjadi salah satu resiko yang harus dihadapi para pelakunya. Karenanya, untuk menghadapi resiko tersebut, pastikan bahwa semua perencanaan bisnis Anda sudah dipersiapkan dengan matang agar munculnya sebuah resiko bisa diminimalisir sekecil mungkin.

Nah, ini dulu sedikit informasi tips bisnis yang bisa kami sampaikan kepada para pembaca. Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat dan membantu para pemula yang tertarik menekuni dunia usaha. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.

Jurus Jitu Menjalankan Bisnis Franchise Hingga Sukses

Siapa yang tidak ingin bisnis yang dijalankan menuai kesuksesan? Setiap pengusaha pasti menginginkan hal seperti itu. Tapi bagaimana caranya dan apa jurusnya agar menjalankan bisnis seperti bisnis franchise (waralaba) ini bisa sukses.
Starbuck merupakan salah satu kisah sukses waralaba yang terkenal  di dunia. Waralaba ini didirikan pada tahun 1971 dan hanya memiliki satu toko di Pike Place Market Seatle. Setelah menerapkan sistem waralaba, pada tahun 2006 Starbuck telah memiliki 8.000 gerai yang berlokasi di lebih dari 37 negara serta memiliki keuntungan hampir $3 miliar dollar AS.
Kita bisa melihat hebatnya menjalankan bisnis waralaba ini. Dengan menjual sebuah merek, rencana bisnis, dan keahlian pada pemilik bisnis regional. Maka menjalankan bisnis ini dapat meningkatkan keuntungan serta menjangkau pasar global tanpa mengalami peningkatan resiko secara signifikan.
Jumlah dan jenis waralaba (Franchisee) sangat beragam. Waralaba merupakan sebuah teknik yang digunakan oleh berbagai perusahaan mulai dari gerai makanan cepat saji seperti McDonald hingga jaringan hotel mewah seperti Hyatt.
Ada dua elemen kunci setiap waralaba yakni pemberi waralaba (franchiser) dan penerima waralaba (franchisee). Pemberi waralaba menjual merek terkemuka serta keahliannya kepada penerima waralaba yang kemudian mendirikan dan mengelola bisnis tersebut.
Untuk pemberi waralaba mendapatkan manfaat berupa kemampuan untuk meningkatkan keuntungan serta menjadi merek yang terkenal dan dipercaya di tingkat nasional atau global.
Sedangkan keuntungan yang didapatkan penerima waralaba adalah bahwa teknik ini dipercaya dapat mengurangi tingkat resiko. Waralaba juga lebih mempermudah bisnis karena tidak harus menciptakan rencana bisnis baru atau mengembangkan merek yang belum terkenal.
Walaupun sudah terbilang kuno, ide waralaba ini dihidupkan kembali di akhir abad ke-20, karena adanya keinginan yang kuat untuk menciptakan struktur bisnis yang terdesentralisasi. Pada tahun 1999, statistik menunjukan bahwa terdapat 540.000 waralaba di Amerika, di mana waralaba baru bermunculan setiap 6,5 menit pada setiap hari kerja.
Untuk di Indonesia sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yakni dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Lalu perkembangan selanjutnya pada tahun 1970-an, yakni dengan dimulakan sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memilki hak untuk memproduksi produknya.
Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat bagi para franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memilki kepastian hukum yang jelas, sehingga waralaba  berkembang pesat seperti di negara di AS dan Jepang.
Berikut penerapan untuk menjalan bisnis waralaba sehingga menjadi sukses yang di kutip dari buku 100 Ide Bisnis Terhebat.
  1. Pastikan untuk menyediakan layanan dan produk yang berkualitas secara konsisten di seluruh waralaba untuk memperoleh reputasi positif, stabil, terpercaya dari pelanggan.
  2. Mendirikan waralaba baru yang jaraknya terlalu dekat dengan waralaba sejenis yang sudah berdiri terlebih dahulu dapat beresiko terjadinya kanibalisasi terhadap salah satu waralaba dan mengakibatkan kehilangan pembeli. Walaupun hal ini dapat menjadi praktik bisnis positif, penting juga untuk mempertibibangkan akibatnya.
  3. Berikan kesempatan kepada penerima waralaba untuk mencapai tingkat indenpendensi yang lebih tinggi, yang membedakan mereka dari investor atau konglomerat pasif.
  4. Mintalah bantuan pengacara atau penasihat yang mumpuni dan berpengalaman jika kamu ingin menjual atau membeli sebuah waralaba. Kunci keberhasilannya adalah dengan memiliki produk atau layanan bisnis yang tepat, memahami rincian dengan baik, serta menyetujuinya dan bekerja sama.
Semoga kiat-kiat Bisnis Franchise ini, menjadi penyemangat bagi Anda untuk lebih berkembang lagi dalam menjalankan bisnis franchise.

Apakah Karyawan Bergaji Layak, Bagus Untuk Bisnis?

Apakah Karyawan Bergaji Layak, Bagus Untuk Bisnis?

Tanpa elemen karyawan, roda bisnis sebuah perusahaan tidak akan berputar. Layaknya aset, karyawan sepatutnya mendapatkan penghargaan yang layak dan ‘dilindungi’ dengan baik. Walaupun penghargaan tidak selalu berupa angka gaji, namun tak dapat dipungkiri angka menjadi salah satu faktor yang umumnya mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik.
Dari sudut pandang perusahaan, gaji karyawan merupakan sebuah titik pertimbangan ‘apakah dengan gaji sekian besar si karyawan dapat memberikan pemasukkan lebih untuk perusahaan, bagaimana kalau tidak’. Jadi, apakah karyawan yang digaji dengan layak, bagus untuk bisnis?
Sudah bukan rahasia lagi bahwa di Amerika para pekerja ritel digaji kecil dengan pendapatan per tahunnya hanya 25.310 dolar AS berdasarkan Bureu of Labor Statistics. Hal tersebut pastinya dilakukan untuk meningkatkan marjin keuntungan.
Namun, Zeynep Ton, profesor dari MIT Sloan School of Management berargumen melalui artikel di Harvard Business Review bahwa dengan taktik yang seperti itu, biasanya hanya menjadi serangan balik untuk perusahaan.
Dengan memotong kekuatan sumber daya manusia – menggaji kecil – perusahaan mengalami penurunan performa yang akan mempengaruhi kepuasan konsumen dan menjadikannya masalah paling utama bagi perusahaan: penurunan penjualan.
Ton memaparkan contoh kasus Home Depot yang memotong jumlah karyawannya dan menggaji pekerja paruh waktu untuk mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan. Dalam jangka waktu pendek, Home Depot berhasil meningkatkan keuntungan. Namun, lama kelamaan kepuasan konsumen menurun yang kemudian menurunkan angka penjualan bahkan menjadi negatif dalam beberapa tahun.
Ton berargumen bahwa dengan memberikan karyawan gaji yang baik, perusahaan akan menikmati hasilnya dalam jangka panjang.
Costco, salah satu ritel yang menggaji karyawannya dengan baik. CEO Costco, Craig Jelinek menyatakan bahwa perusahaannya  menghindari strategi memberikan gaji kecil pada karyawan. “Kami mengetahui bahwa meminimalkan perputaran karyawan dan memaksimalkan produktivitas, loyalitas, dan komitmen karyawan lebih menguntungkan dalam jangka panjang,”ujarnya
Pertanyaannya: Apa dasar petimbangan gaji yang baik? Tingkat pendidikan, standar hidup di suatu wilayah, pengalaman dan lamanya seorang karyawan bekerja di suatu perusahaan. Tentu gaji seorang kuli bangunan berbeda dengan gaji seorang pemasar lulusan sarjana. Gaji karyawan yang sudah bekerja selama 4 tahun tentu berbeda dengan gaji karyawan yang baru bekerja 2 tahun.
Mungkin untuk perusahaan yang baru berdiri akan sulit memberikan angka gaji yang mewakili kata ‘baik’ berdasarkan pertimbangan tersebut. Alternatifnya, upah minimal regional bisa menjadi patokan.
Apabila perusahaan memperlakukan karyawannya dengan baik layaknya sebuah aset, bukan hal yang tidak mungkin perusahaan akan semakin maju. Apabila karyawan sudah merasa bahwa perusahaan tersebut layaknya rumah yang memberikan perlindungan, karyawan akan betah dan bekerja lebih giat dan bukan tidak mungkin bersedia menjadi tameng apabila sewaktu-waktu perusahaan diterpa krisis.

Cara Membuat Franchise (Waralaba)

Ada beberapa pertanyaan dibawah ini yang biasa kita pikirkan pada saat berpikir cara membuat franchise. Kemudian akan kita jawab sesuai dengan pengamatan yang saya lakukan
  1. Setelah beberapa franchisor di Indonesia mempunyai “TRUST” di kalanganya, dengan mudah mereka membangun lebih dari 1 produk usaha franchise.
  2. Banyak di antara pengusaha pengusaha yang telah sukses dalam arti omzet penjualan produknya cukup histeria alis omzet melimpah, kemudian tidak membuka cabang atau pun mitra kerjasamnya.
  3. Alasan pingin banget mempunyai produk waralaba, tetapi tidak mempunyai produk waralaba sama sekali
  4. Mereka yang sudah memiliki produk unggulan bisa berpotensi di waralabakan, merasa takut tidak bisa membangun sistem, apalagi merasa gak bisa bikin SOP dan Manajemen Standart yang akan di tawarkan
  5. Ada rasa kekwatiran pada saat menawarkan potensi usaha waralaba, pihak mitranya tidak untung alias merugi
  6. Bahkan ada juga yang sudah memiliki beberapa cabang usahanya, ternyata gak bisa mempromosikan ke khalayak ramai

Mari kita jawab beberapa point diatas
Point pertama, kita lihat contoh franchisor sukses, kita ambil saja, Hendy si pemilik kebab turki baba rafi, saat ini sudah ada 3 produk yang di kembangkan oleh franchisor tersebut, ada piramizza, ayam bakar mas mono, dan produk kreasinya sendiri yaitu kebab turki (ini sepengetahuan saya, silahkan cek sendiri kebenaranya). Sebuah trust atau indonesia sebuah kepercayaan, ternyata memberikan sebuah peluang peluang usaha baru bagi Hendy. dan tentunya sekaligus termasuk salah satu yang ikut mengambil kebijakan kebijakan dalam manajemen produk waralaba orang lain tersebut. Dengan membangun trust, bisa di simpulkan akan banyak di lamar oleh pemilik pemilik produk, dimana produk orang lain tersebut sebenarnya sudah mentereng brandingnya. Cukup fantastis kan? hanya dengan trust membuat franchise yang ke dua, ketiga, keempat dan seterusnya tinggal posting manajemen.

Point Kedua, adalah ketakutan tidak mampu berpikir untuk manajemen, atau bisa jadi si pemilik usaha tersebut dalam menangani beberapa outletnya sudah cukup kalang kabut, bukankan seorang pengusaha itu harus fredom, tanpa harus kalang kabut memenejemen usahanya. Jika di tanya, apakah usaha bapak di waralabakan?, oh gak pak, saya aja dengan usaha saya sudah cukup perpenghasilan dan tentunya saya akan capek lagi jika membangun usaha untuk di waralabakan. Kalau sudah begini, biasanya ada franchisor atau tangan tangan baru mencoba untuk membangun usaha waralaba produk pengusaha tersebut. Bayangin, usahanya sudah jelas ada, omzetnya cukup menarik, tinggal sedikit perjuangannya untuk di jadikan produk waralaba. lihat point 3 di bawah ini ya…

Point ketiga, bagi anda yang saat ini sangat antusias dan sudah memiliki paradigma bagaiaman enaknya dan mudahnya cara membuat franchise, maka yang seperti point 2 di atas adalah potensi anda. Hanya dengan pembagian atau sharing profit hasil usaha yang di waralabakan, bisa jadi anda sudah langsung memiliki produk usaha waralaba. Setiap daerah, sudah bisa dipastikan memiliki produk unggulan baik berbentuk makanan, minuman ataupun jasa. Jika produk unggulan tersebut tidak sama sekali di waralabakan, ambil potensi ini untuk segera di bangun franchise. Jadi cukup itu saja, tinggal anda membuat standart manajemen, standart beberapa SOP termasuk SOP produksi, SOP pelayanan, SOP manajemen dan lain lain yang diperlukan. Jika produk tersebut belum mempunyai branding, segera buatkan LOGO termasuk tag ataupun labelnya, yang sebelumnya hanya memakai gerobak apa adanya, nah coba bangun display outlet semenarik. Banyak saat ini pembuat gerobak waralaba yang cantik dan imut imut.

Point ke empat, nah ini yang ini kebanyakan yang dipikir mereka, bukankan saat mereka mengelola usaha sudah ada cara cara memenajemennya. Cuman, biasanya manajemen yang diterapkan hanya berdasarkan kebiasaan tradisional atau cukup di masukkan di pikiran. Sebagai contoh, jika membuat atau mengolah produk A, mereka biasanya disimpan di otak saja. Atau bagaimana mereka melayani pelanggan pelanggannya agar tertarik untuk membeli terus, ini pun kadang juga gak tertulis, cuman di angan angan saja. Padahal membangun sistem manajemen dan SOP yang kemudian menjadi sebuah manual book atau standart yang tertulis. Itu cukup menuliskan apa apa yang di kerjakan dari proses A sampai proses Z. Nah, karena biasanya pengusaha itu pemalas ( he he he), menulis adalah sesuatu yang butuh perjuangan mati matian. Padahal dengan sedikit mengeluarkan energi untuk itu, maka potensi penghasilan mereka akan cepat melejit bagai petir membahana. Termasuk bagaiaman mengelola perencanaan keungan usaha anda, banyak pihak pihak yang saat ini melayani jasa konsultan perencanaan keuangan, seperti

Point ke lima, perlu di ingat, semua bisnis itu beresiko. Kadang anda rugi kadang anda gagal. Dan hal ini sudah di pahami dengan jelas las.. oleh setiap insan pengusaha. Dengan produk yang sama, di tempat satunya sukses, bisa jadi di tempat lain nggak sukses. Tetapi sebagai seorang yang kemudian jadi franchisor, Jangan di kwatirkan dengan hal ini. Tetapi terus beri supprot bagi mitra mitra anda yang kebetulan tidak memberikan omzet yang seperti anda harapkan. Anda perlu melakukan evaluasi pada manajemen dan pemasaran mitra lokal anda yang ujung ujungnya menjadi sebuah harapan baru bagi mitra anda. Lakukan motivasi kepada mitra anda. Waralaba asing di indonesia ini juga banyak yang gulung tikar kawan……Waralaba waralaba lokal dengan branding yang besar juga banyak mitranya yang berguguran. Kenapa bisa seperti ini, banyak faktor seperti mitra tersebut tidak mematuhi peraturan peraturan ataupun SOP yang di berikan, Bisa jadi mitra anda curang, sebagai contoh yang seharusnya memakai produk standart dari pusat, kemudian membuat produk bahan sendiri, dengan harapan mitra tersebut lebih untung jika tidak order bahan standart dari pusat, cara memanejemen karyawannya yang tidak serius, cara memanejemennya yang amburadul, atau dengan alasan tertentu si mitra tidak mau membranding merk waralaba anda, pinginnya memiliki merk sendiri dengan menu yang sama. lihat saja, gerai gerai Mc. Donald yang tahun kemarin di gegerkan dengan waralaba Tony Jack. dan sekarang bagaimana kondisi Tony Jack.. Cari sendiri beritanya.

Point ke enam, banyak cara untuk mempromosikan produk usaha waralaba, seperti contoh membangun blog, membangun jaringan melalui facebook maupun twiter, kemudian bisa ikut juga di pameran pameran franchise atau media media majalah franchise.

Demikian sekelumit cara membuat franchise atau waralaba


Source: http://www.centerwaralaba.com/2013/02/16/cara-membuat-franchise/

Mengenal Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

Kekayaan Intelektual adalah Hasil dari Kegiatan Intelektual/Hasil olah fikir manusia dalam bidang seni, sastra, ilmu pengetahuan, simbol, temuan teknologi dan informasi. Kekayaan Intelektual bersifat komunal dan personal. Bersifat komunal (pemiliknya entitas dalam wilayah Negara/Negara pemegang hak), meliputi : foklore/ekspresi budaya tradisional, pengetahuan tradisional, indikasi geografis, dan keanekaragaman hayati. Sedangkan yang bersifat personal (pemilik dan pemegang hak ekslusifnya orang/badan hukum),  meliputi : Hak Cipta dan Hak Milik Industri.
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berasal dari kata  Intellectual Property Rights” . HKI adalah hak hukum yang diberikan pada suatu hasil kreatif intelektual manusia. HKI bukan hak hukum untuk melindungi ide atau gagasan, tetapi berupa perwujudan dari hasil kegiatan intelektual atau hasil olah fikir manusia dalam bidang seni, sastra, ilmu pengetahuan, simbol, temuan teknologi dan informasi.

Kekayaan Intelektual yang dapat menjadi HKI meliputi : invensi dibidang teknologi (alat, metode), karya seni, sastra dan ilmu pengetahuan, produk barang khas berdasarkan letak/wilayah geografis, rancangan produk yang punya nilai estetika, tanda dagang/jasa, informasi bisnis/teknologi bersifat rahasia, paten atau paten sederhana, hak cipta dan hak terkait, indikasi geografis, hak atas desain industri, hak atas merek, serta hak atas rahasia dagang.
HKI terbagi atas :
1. HAK CIPTA :
a. Seni
b. Sastra
c. Ilmu Pengetahuan
d. Hak-hak Terkait (Pelaku, Rekaman, dsb)

2. HAK MILIK INDUSTRI
a. Paten (Penemuan Teknologi)
b. Merek (Simbol/Nama Dagang Barang/Jasa)
c. Desain Industri (Penampilan Produk : Bentuk, Konfigurasi & Komposisi)
d. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Rancangan Peletakan Rangkaian Elemen-elemen Elektronik)
e. Rahasia Dagang (Informasi Rahasia yang memiliki nilai ekonomi)
f. Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) (dikelola Dep. Pertanian)

Tujuan dari HKI adalah untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, yaitu mengakui dan menghargai inovasi dan pengembangan, menguntungkan dalam konteks perdagangan internasional, dapat melakukan transfer teknologi dan investasi ke luar negeri. Selain itu HKI juga bertujuan untuk menyesuaikan dengan standar internasional dan mengakui hak inventor dan kreator.

Source: http://actionindonesia.com/?p=328

5 Kebiasaan Buruk Para Pengusaha Baru

Terdapat beberapa kebiasaan buruk para pengusaha yang baru memulai bisnis:
1. Mengambil proyek terlalu banyak
Semangat yang sangat berlebihan bisa menjadi kelemahan bagi para pembisnis baru, tapi disisi lain juga kekuatan. Pada saat seorang pembisnis tidak bisa fokus pada satu tugas dalam waktu 5 menit, maka pekerjaan yang dihasilkan akan menjadi tidak maksimal. Untuk mengatasinya adalah dengan menentukan prioritas dari pekerjaan yang menumpuk.

2. Tidak menghiraukan keseimbangan antara kerja dan pekerjaan
Pengusaha yang sudah berpengalaman pasti menyadari pentingnya keseimbangan hidup. Karena bekerja terlalu berlebihan akan menyebabkan stress. Pengusaha baru yang bekerja dirumah mungkin pada saat awal bisa menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan rumah, tapi seiring dengan berkembangnya bisnis, kehidupan rumah bisa tercampur aduk dengan urusan bisnis, hal ini sangat berbahaya. Untuk mengatasinya adalah dengan pengaturan waktu sebaik mungkin.

3. Tidak mempunyai strategi
Permasalahan kadang muncul karena pengusaha mengambil terlalu banyak pekerjaan, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas kerja. Dibandingkan dengan mengambil strategi, pembisnis baru terkadang bekerja seperti “pemadam kebakaran” atau dengan kata lain menghadapi masalah yang muncul dengan reaksi yang berlebih, dibandingkan menyelesaikan masalah dengan strategi yang matang. Untuk mengatasi masalah ini cobalah untuk duduk sejenak untuk memikirkan strategi-strategi terbaik dalam menyelesaikan masalah yang timbul.

4. Bergantung pada kebiasaan
Memang sangat terasa nyaman untuk bergantung kepada orang-orang yang biasa menjadi penolong kita. Tapi jika pengusaha terlalu bergantung pada zona nyaman mereka, maka kreatifitas pun jadi terhambat. Anda jadi cenderung malas untuk menemukan inovasi-inovasi baru yang mungkin akan lebih berdampak hebat pada bisnis anda.

5. Tidak bisa menerima saran
Secara natural apabila kita sudah berhasil terhadap bisnis adalah rentan terhadap saran. Padahal tidak ada kesuksesan yang sempurna, pasti terdapat celah-celah kesalahan yang bisa menjadi kunci keretakan bisnis anda. Jika saran yang diberikan terhadap masalah bisnis anda tidak di perhatikan maka akan menumpuk dan sedikit demi sedikit akan menggerogoti bisnis anda.

Faktor Lokasi Dalam Keberhasilan Usaha Waralaba

Mungkin Anda pernah melihat sebuah usaha waralaba yang cukup terkenal di sebuah lokasi sepi dikunjungi pembeli. Padahal di beberapa tempat dengan merek serupa, usaha tersebut dihiasi lalu lalang pembeli. Yang terpikir kemudian tentunya, di mana letak kekurangannya? Bisa jadi hal tersebut disebabkan karena lokasi usaha yang tidak sesuai.

Meski berencana membeli ijin sebuah usaha waralaba telah terkenal, jangan lupa bahwa Anda tetap harus memikirkan lokasi usaha yang akan diambil. Jangan dianggap sepele, kesalahan dalam memilih lokasi usaha akan bisa berakibat fatal pada usaha Anda nantinya.

Ada beberapa cara yang dijalani oleh calon franchisee dalam menentukan lokasi usaha. Biasanya calon franchisee akan diberikan kesempatan menentukan pilihan lokasi yang akan dipilih. Selanjutnya, franchisor yang mengirimkan stafnya sebagai utusan untuk melakukan survei kelayakan lokasi.

Namun dalam beberapa kasus memang terdapat franchisor yang melepas tangan dalam penentuan lokasi usaha. Justru mungkin Anda harus lebih berhati-hati untuk ini. Yang pasti Anda sebaiknya jeli memilih lokasi yang tentunya disesuaikan dengan target pasar. Pasar dalam hal ini adalah siapa calon pembeli yang akan ditawarkan produk atau jasa.  Untuk itu  konsep jelas tentang siapa pasar terlebih dulu telah harus clear.

Sebagai contoh, jika ingin menjual makanan untuk anak-anak sekolah, maka sebaiknya pilihlah tempat menjual makanan di dekat sekolah. Begitu pula jika Anda ingin berjualan makanan untuk karyawan kantor, maka sebaiknya ambil saja tempat di perkantoran. Begitu seterusnya. Pemilihan lokasi yang tidak disesuaikan dengan target pasar biasanya akan membuat usaha makanan tersebut menjadi lebih cepat untuk tutup.

Khusus untuk waralaba ritel misalnya, lokasi usaha yang baik adalah yang memberikan akses pada sejumlah besar kelompok target pasar. Fasilitas yang baik, lalu lintas customer yang cukup, demografi populasi yang padat perlu dikaji.

10 Hal Yang Bisa Menentukan Masa Depan Bisnis Retail

Siap atau tidak, retail di Indonesia bakal menghadapi persaingan yang demikian sengit. Apalagi dengan semakin maraknya retail-retail asing di Indonesia yang punya kekuatan merek dan fulus yang “tak terbatas”. Oleh karenanya retail di Indonesia perlu mewaspadai atau memahami berbagai tren yang akan terjadi pada dunia retail di masa depan. Berikut adalah 10 hal yang bisa menentukan masa depan bisnis retaill.
  1. Promosi harga sudah seharusnya
    Setiap retail, baik retail kecil maupun besar ataupun retail untuk segmen bawah atau premium. Semuanya tak akan lepas dari promosi harga. Strategi ini seolah sudah menjadi strategi generik. Sama halnya dengan obat yang menawarkan kemanjuran strategi ini tidak bisa dijadikan strategi yang unik. Namun demikian strategi ini juga tidak bisa ditinggalkan. Kini pilihannya adalah kapan program promosi harga ini dilakukan dan kreativitas apa yang bisa dikembangkan. Beberapa peretail merek premium berkreasi dengan menawarkan program diskon besar-besaran pada malam hari. Program midnight sale ini ternyata disambut antusias dan seolah mulai menjadi wabah di ibu kota.
    Kreativitas dalam promosi harga juga tidak selalu dalam bentuk diskon. Promosi harga bisa juga dilakukan dalam bentuk cash back atau buy one get two. Namun apapun kreativitas yang dilakukan, peretail di masa depan tak akan bisa meninggalkan program promosi harga begitu saja.
  2. Menjual experience lebih penting
    Produk yang dijual memang menjadi daya tarik bagi konsumen untuk datang ke retail. Namun demikian, jangan terpaku pada produk tanpa menghadirkan pengalaman yang unik bagi konsumen. Yang lebih menjadi daya tarik bagi konsumen untuk datang ke Bread Talk atau Jco bukanlah roti abon atau donat rasa almond, tetapi pengalaman terhadap merek itu sendiri. Berdasarkan riset dari Nielsen, 93 persen dari konsumen Indonesia menjadikan retail sebagai tempat rekreasi. Mereka akan semakin banyak berbelanja jika terpuaskan oleh pengalaman yang diciptakan oleh peretail. Experience ini bisa dikembangkan melalui banyak dimensi seperti permainan dengan panca indera (tampilan, bunyi, bau, dll), maupun melalui interaksi dengan konsumen. Itulah sebabnya, menjual pengalaman akan menjadi hal yang lebih dicari oleh konsumen ketimbang produk yang dijual.
  3. Berlarilah dengan teknologi
    Teknologi akan berperan besar bagi retail di masa depan. Sekalipun konsumen menganggap pergi ke retail sebagai rekreasi, mereka tetap saja merupakan konsumen yang tidak sabaran. Di zaman serba cepat ini, mereka membutuhkan pelayanan yang cepat dari sebuah retail. Ada tiga macam teknologi yang akan mempengaruhi kekuatan retail masa depan. Pertama adalah teknologi di bidang inventori, dimana peretail membutuhkan teknologi yang bisa dengan cepat mengidentifikasikan inventori dan memberi sinyal dengan cepat jika terjadi kekosongan barang. Kedua adalah teknologi di bidang transaksi. retail masa depan membutuhkan teknologi yang bisa membuat transaksi selesai dalam waktu lebih cepat serta tidak menciptakan antrian yang panjang. Ketiga adalah teknologi yang bisa membantu menciptakan retensi dan hubungan dengan pelanggan. Misalnya untuk menginformasikan point reward atau produk-produk baru melalui ponsel.
    Teknologi seperti RFID (Radio Frequency Identification) atau LBS (Location Based Service) tampaknya akan bermunculan di masa mendatang karena teknologi semacam inilah yang bisa membantu peretail memberi pelayanan yang cepat dan tepat.
  4. Mengikat konsumen dengan program loyalty
    Di masa depan peretail harus punya program loyalty yang unik dan experiential bagi konsumen. Semakin banyaknya pilihan retail membuat konsumen tidak bisa loyal kepada satu retail. Lihat saja hasil survei di AS yang menunjukkan bahwa cuma 15 persen konsumen yang selalu datang ke retail yang sama. Oleh karena itulah peretail harus memiliki program loyalty yang kuat untuk mengikat mereka. Program loyalty dilakukan bukan dengan kartu anggota atau kartu diskon semata. Program loyalty harus disusun berdasarkan kebutuhan konsumen yang unik. Oleh karena itu pengumpulan dan penggalian database akan semakin penting bagi peretail. Database yang baik akan menjadi kekuatan menyusun program loyalty.
  5. Co-branding dengan semakin banyak pihak
    Untuk menciptakan program loyalty secara terus-menerus, peretail mau tidak mau harus melakukan co-branding dengan banyak pihak. Co-branding bisa dilakukan dengan sesama partner di dalam industri maupun partner di industri lain. Tujuannya adalah untuk memperkuat dampak promosi yang dilakukan dan mengefisiensikan program-program promosi. Selain itu, co-branding juga membuat kreativitas retail tidak terpaku pada program-program yang konvensional. Indomaret berkerjasama dengan Mandiri mengeluarkan kartu yang bukan hanya menjadi kartu isi ulang tetapi juga bisa dipergunakan untuk membayar listrik dan telepon di toko-toko Indomaret. Artinya Indomaret kini bukan sekadar menjual produk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga point of payment untuk berbagai pembayaran rutin.
  6. Fokus kepada individu dan interaktif
    Di masa depan, konsumen ingin dilihat sebagai individu dan bukan sebagai orang yang sama dengan yang lain. Mereka mengharapkan retail memberikan banyak fleksibilitas bagi konsumen untuk menentukan apa yang mereka mau. Oleh karena itu peretail harus mempersiapkan topping dan fitur yang banyak untuk dipilih oleh konsumen. Seperti halnya eskrim, produknya boleh sama, tetapi konsumen bisa menaruh bermacam-macam tambahan di atas eskrim tersebut. Kalau perlu, konsumen akan terjun langsung ke pembuatannya sehingga mereka lebih bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.
  7. Totalitas dalam pelayanan akan menjadi tuntutan konsumen
    Konsumen Indonesia akan semakin melihat pelayanan prima sebagai sebuah keharusan di dunia retail. Menurut survei yang dilakukan oleh Accenture di beberapa negara, ternyata keputusan pembelian nomor satu dipengaruhi oleh pelayanan. Di Indonesia sendiri kesadaran retail di bidang pelayanan sebenarnya sudah bertumbuh, namun demikian komitmen pelayanan ini masih terbatas pada keramahan saja. Padahal totalitas dalam pelayanan mencakup banyak aspek, mulai dari konsumen masuk sampai ke layanan purna jual.
  8. Fast fashion
    Peretail akan menghadapi rentang waktu yang semakin pendek dari sebuah produk untuk menjadi fashion product. Ibaratnya, kalau hari ini konsumen berebut membeli produk yang lagi “in”, maka besok, konsumen berharap produk yang lagi in tersebut sudah berubah. Dengan perubahan yang cepat, peretail harus selalu fleksibel untuk menyediakan item-item baru dalam waktu yang relatif singkat. retail seperti Chico di Inggris selalu menawarkan merchadising baru setiap dua atau tiga minggu. Dengan demikian pengunjung selalu disegarkan dengan tampilan baru.
  9. Green Program
    Kesadaran lingkungan juga akan menghinggapi konsumen retail. Edukasi kepedulian lingkungan seperti global warming akan semakin kuat. Akibatnya konsumen juga semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Bagi peretail, isu-isu lingkungan harus bisa ditangkap dengan baik dan diterjemahkan ke dalam program peretail. Green program yang sekarang lagi tren dijalankan adalah pengurangan penggunaan plastik untuk membawa belanjaan. Carrefour misalnya, sudah mulai menjual kantong yang bisa dipakai terus sehingga tidak membuat pencemaran lingkungan oleh pembuangan plastik berlebihan. Beberapa peretail bahkan memberikan poin tambahan jika konsumen membawa kantong sendiri dari rumah.
  10. Channel retail yang semakin kabur
    Jangan kaget kalau nantinya kita sulit mencari channel yang benar-benar spesialis di satu kategori produk. Kecenderungannya setiap peretail ingin mengikat konsumen sehingga ahirnya mereka berusaha menjadikan retailnya sebagai one stop shopping. Selain itu tuntutan konsumen agar retail menghadirkan sesuatu yang berbeda membuat peretail akhirnya justru menambah item produknya dari berbagai macam kategori. Seperti halnya apotik menjual makanan, toko buah menjual produk rumah tangga. Di luar negeri, hipermarket juga berjualan mobil.

Titik Terlemah Bisnis Franchise di Indonesia

Bisnis franchise saat ini tengah menjadi model bisnis paling popular di negeri ini. Laiknya sebuah mode, system bisnis franchisepun banyak diperbincangkan di mana-mana. Seseorang yang baru mendirikan bisnis resto, terlintas untuk segera memfranchisekan bisnisnya. Begitu juga dengan pebisnis bengkel, pijat refleksi, hingga software komputer. Hampir dipastikan, semua sedang berfikir bisnis apa lagi yang dapat difranchisekan. 

Meski hal ini bukan sebuah kekonyolan, tetapi masyarakat pebisnis hendaknya menyadari bahwa sebuah bisnis dapat difranchisekan jika telah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Bukan mengikuti kelatahan belaka. Syarat tersebut, menurut   buku  Franchising the Most Practical and Excellent Way of Succeding : Membedah Tawaran Franchise Lokal Indonesia terbitan Gramedia Pustaka Utama tulisan  Bambang N. Rachmadi, franchisee  outlet McD di Indonesia ini,  menyebutkan bahwa franchise merupakan sebuah system bisnis  atau usaha yang telah terstandar secara baku dan teruji kesuksesannya. Lalu system ini dijual lisensinya ke pihak lain dengan imbalan fee kepada pemilik system tersebut.

Ingat, dalam difinisi di atas ada kalimat yang sengaja diberi penekanan, yaitu teruji kesuksesannya. Bambang N Rachmadi bahkan mendefiniskan secara khusus, bahwa sebuah bisnis difranchisekan karena memiliki kinerja  unggul karena didukung oleh sumberdaya berbasis pengetahuan dan orientasi kewirausahaan yang cukup tinggi dengan tata kelola yang baik, yang dapat dimanfaatkan oleh pihak lain dengan melakukan hubungan kontraktual untuk menjalankan bisnis di bawah format bisnisnya dengan imbalan yang disepakati. Uraian di atas jelas memberikan gambaran khusus mengapa sebuah bisnis difranchisekan, yaitu memiliki reputasi sukses, memiliki standar secara baku baik pengelolaan maupun prosedur layanannya.  Lantas apakah para pebisnis cukup memahami syarat-syarat tersebut dan memahami kriterianya?

Menangkap dengan Tenang 

Banyaknya  pameran bisnis, maupun iklan-iklan yang menawarkan bisnis franchise kepada masyarakat harus disikapi dengan upaya edukasi yang optimal terhadap pelaku bisnis franchise, baik kepada franchisor maupun franchisee. Lembaga terkait seperti Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), konsultan bisnis franchise, dan lembaga pendukung lainya, termasuk didalamnya peran pemerintah yang terkait, harus semakin menyadari bahwa bisnis franchise yang hadir tengah masyarakat adalah sebuah keniscayaan. Masalahnya adalah apakah ada aturan yang kompatibel untuk mengaturnya? Apakah masyarakat pebisnis sudah teredukasi dengan baik, undang-undangnya memadai, serta ada iklim kondusif yang membuat system bisnis franchise dapat berkembang dan tumbuh seperti yang diharapkan. Ibarat menangkap ikan, para pebisnis harus tetap tenang menangkapnya, dengan keadaan sadar dan penuh perhitungan.

Angin Segar 

Kehadiran system bisnis franchise disisi lain telah memberikan angin segar bagi tumbuhnya ekonomi baru karena adanya duplikasi system bisnis yang memungkinkan sebuah system bisnis dapat berkembang secara cepat dalam waktu yang relative pendek. Lihatlah bagaimana McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, Wendy’s. Atau brand lokal seperti RM Padang Sederhana, Bakmi Japos, Ayam Bakar Wong Solo,  Es Teler 77, Alfamart, Indomart, dan ratusan merek lokal lainnya yang telah berkembang dan berbiak  menjadi menggurita dengan system bisnis ini dalam waktu singkat ke seluruh tempat.

Banyak pihak berpendapat, kelebihan system bisnis ini memungkinkan seseorang yang ingin berbisnis serupa tidak usah terlalu repot-repot menjalani proses trial and error yang dijalani bertahun-tahun dan dengan biaya yang tidak sedikit. Tetapi pihak lain mengungkapkan argumentasinya bahwa untuk menggunakan system bisnis franchise pada sebuah produk atau merek harus teruji kehandalanya. Seberapa jauh keandalan dan reputasi itu, waktu yang menentukan. Bukan dua, tiga atau lima tahun, yang merupakan waktu-waktu yang pendek   untuk rentang sebuah usaha disebut teruji kehandalannya.

Apapun, kesadaran masyarakat memahami bisnis franchise lebih penting agar sinergi diantara franchisor dan franchise dapat saling menguntungkan dikemudian hari. Para franchisorpun tidak serta merta menginginkan usahanya berbiak dengan mengabaikan syarat untuk menetapkan franchisee yang baik. Syarat tersebut diantaranya adalah menetapkan bahwa franchisee juga harus memiliki kreatifitas  dan inovatif yang didasari semangat kewirausahaan dalam menjalankan bisnisnya,  dan harus tunduk pada kriteria-krieteria yang ditetapkan oleh franchisor.

Tujuannya agar standarisasi merek bisa tetap terjaga. Jangan sampai ada sebuah upaya seseorang yang memfranchisekan bisnisnya tetapi ia sendiri masih harus berjuang bagi keberlangsungan bisnis yang dijalankannya. Jangankan tentang support bisnis, SOP,  atau standarisasi, dan sebagainya, masih banyak pebisnis yang produknya masih belum teruji dan belum memiliki reputasi bisnis tetapi sudah berani menjualnya dengan system franchise. Tentu itu sah-sah saja, dan inilah titik terlemah system bisnis franchise di Indonesia.

Source

Tips Sukses Bisnis Kuliner

Seiring iklim wirausaha yang semakin membaik, banyak usaha yang berkembang dan mendulang sukses. Semakin terbuka peluang usaha yang menjanjikan dan memberi peluang keuntungan. Diantaranya bisnis kuliner. Ketatnya persaingan usaha makanan dan minuman ini tak menyurutkan mereka yang serius dan profesional menekuninya.

Sebagai panduan, berikut beberapa pertanyaan dalam memilih bisnis kuliner sebelum menekuni peluang yang menjanjikan ini:
  • Produk (makanan dan minuman) yang akan dijual? Makanan sekali-kali atau sehari-hari? 
  • Konsumen pasar dari produk yang akan dijual? 
  • Waktu penjualan (kapan konsumen mengkonsumi produk yang ditawarkan)? 
  • Fungsi makanan yang dijual bagi konsumen? 
  • Operasional pelayanan seberapa cepat produk Anda dapat disajikan ke konsumen? 
  • Harga jual produk? 
  • Pengembangan produk (apakah produk yang akan dijual dapat dikembangkan sehingga ada pilihan produk lain yang akan ditawarkan ke konsumen? 
  • Invesati (besaran dana yang dibutuhkan untuk memulai usaha)? Nilai investasi harus dihitung berdasarkan volume penjualan dan keuntungan yang didapat. Semakin tinggi investasi akan semakin tinggi pendapatan penjualan yang diharapkan. 

Ketatnya persaingan di bisnis kuliner memaksa setiap pelaku usahanya untuk bekerja ekstra demi meraih loyalitas konsumen. Mau tak mau, mereka harus lebih jeli dalam melihat pasar, mengemas produk yang ditawarkan, hingga menghadapi perilaku pesaing usaha.

Berikut beberapa tips demi memenangkan persaingan di bisnis kuliner:

Para pemilik usaha kuliner harus mengetahui secara lebih detail tentang konsep dari usaha yang dijalaninya, yaitu:
  • Produk: kekuatan dari produk yang djual, mulai dari bahan dasar, cara pengolahan dan penyajiannya.
  • Harga: harga yang ditawarkan untuk konsumen tertentu dan diwaktu tertentu.
  • Menu: komposisi dan pilihan menu yang tersedia untuk masing-masing segmen konsumen.
  • Pelayanan: menginformasikan berbagai jenis layanan yang tersedia untuk konsumen.
  • Fasilitas: menginformasikan fasilitas yang tersedia.
  • Lokasi: menginformasikan lokasi usaha kepada konsumen.

Kemudian kenali pesaing usaha untuk masing-masing komponen konsep yang disebutkan di atas, yaitu pesaing berdasarkan produk, harga, menu, layanan, fasilitas dan lokasi.

Rencanakan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengungguli pesaing di masing-masing komponen tersebut dan laksanakan segera mungkin. Setelah dilaksanakan maka komunikasikan dan promosikan kepad para konsumen agar mereka mengetahuinya. Dan lakukan hal ini secara terus-menerus minimal evaluasi ini dilakukan setiap 6 bulan sekali.

10 Kesalahan Pebisnis Pemula

Banyak orang yang tertarik berwirausaha dan segera mencobanya. Namun akhirnya banyak yang tak bertahan lama dan jadi patah semangat. Karenanya sebagai pebisnis pemula perlu menghindari hal-hal di bawah ini :

1. Kaya ide, miskin keberanian. Resep sukses para pebisnis adalah tidak ragu dalam memulai ide usaha. Setelah cocok dengan satu ide usaha, maka lakukanlah. Jika ditunda maka kesempatan akan hilang. jangan khawatir soal keterampilan yang diperlukan. Jika ada niat, maka Anda akan terampil dalam usaha itu dengan sendirinya.

2. Kurang memiliki "modal" sebagai enterpreneur. Modal di sini menurut Purdi E. Chandra (pendiri lembaga bimbingan belajar Primagama) adalah berani mimpi, berani mencoba, berani merantau, berani sukses dan berani gagal. Kesuksesan dan kegagalan usaha adalah pelajaran berharga buat enterpreneur.

3. Tidak mengenali konsumen. Apakah kita sudah cukup mengenali pelanggan produk atau jasa kita? Pebisnis yang baik harus tahu apa keinginan konsumen saat ini dan mendatang, bagaimana pola beli dan bagaimana konsumen memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dengan pengetahuan ini Anda bisa berinovasi dan membuat produk yang bersaing.

4. Tidak berani bermimpi besar. Anda memang bukan Bill Gates bos Microsoft itu, atau Michael Dell pendiri Dell Computer. Tapi Anda bisa bermimpi seperti mimpi mereka. Banyaklah membaca biografi pengusaha sukses untuk memotivasi bisnis Anda.


5. Bingung menentukan usaha yang akan dijalani. Anda bisa memulainya dari hobby. Steve Geppi seorang tukang pos di Amerika telah berhasil memiliki toko tempat menjual komik lama dengan harga tinggi. Ini semua karena hobinya membaca komik. Jika Anda kreatif bisa jadi Anda bisa menjual limbah kertas koran menjadi barang berharga yang bisa diekspor seperti Lucy Gani Wijaya dari Yogyakarta.

6. Tidak memiliki strategi rencana pemasaran dan penjualan. Dengan rencana pemasaran Anda dapat memfokuskan sasaran produk atau jasa yang ingin Anda jual. Sedangkan rencana penjualan adalah peta nyata mengenai gambaran dari mana hasil penjualan datang, bagaimana caranya dan dari siapa. Dengan strategi ini usaha jadi bisa dikendalikan sesuai tujuan kita.

7. Mencampuradukkan modal usaha dan keuntungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ingatlah, kita harus membuat kas keuangan yang cukup baik walau sifatnya mungkin masih sederhana. Jangan lantas menggunakan modal dan keuntungan hasil usaha untuk kebutuhan kita sehari-hari. jika Anda terpaksa mengambil dari kas, maka anggaplah itu pinjaman yang harus segera dilunasi.

8. Ingin cepat mengharapkan hasil. jangan berharap terlalu cepat untuk mengharapkan hasil dari usaha yang baru dirintis. Hasilnya mungkin baru dapat kita rasakan beberapa bulan yang akan datang.

9. Senang berbisnis sendiri. Jika Anda memiliki niat mulia untuk membuka lapangan pekerjaan, kenapa tidak berani membayar tenaga orang untuk mengerjakan sebagaian tanggung jawab Anda jika usaha Anda mulai berkembang? Hal ini menguntungkan karena Anda bisa memikirkan memperluas bidang usaha dengan ide-ide Anda yang lain tanpa terbebani secara teknis bisnis yang sudah Anda mulai lebih dulu.

10. Kurang sungguh-sungguh dalam berbisnis. Hasil yang Anda terima sepadan dengan usaha yang telah Anda berikan. Nah, jangan harap hasil yang Anda terima akan besar jika Anda mengerjakan bisnis Anda dengan setengah hati. Kesungguhan adalah salah satu kunci kesuksesan. (Ummi edisi spesial des-jan '04)

10 Bisnis Rumahan yang Menjanjikan

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas 10 Bisnis Rumahan yang Menjanjikan, antara lain:

1. Rental Mobil
Kalau Anda mau mulai usaha rental mobil, dana awal yang dibutuhkan memang cukup besar, sekitar 30 juta rupiah yang digunakan untuk membayar uang muka cicilan mobil. Namun, pasar penyewa mobil pun masih sangat terbuka, sehingga mendapatkan order 4 penyewa dalam sepekan untuk menutup biaya plus mendapatkan untung, adalah target yang cukup realistis.
Setelah mobil dilunasi pada tahun ketiga, mobil bisa dijual untuk dipakai lagi mencicil 2 mobil baru. Saat mobil semakin banyak, Anda perlu menambah budget operasional dengan komponen biaya iklan (sekitar 500 ribu per bulan) dan biaya surveyor.

2. Terima Jahitan
Ternyata tak mesti pandai menjahit bila ingin punya usaha terima jahitan. Ini dialami sendiri oleh Bapak Royih pemilik usaha jahit Roy Mode Cirendeu, Pondok Cabe, yang sudah memiliki usaha sejak 1993. Tapi tentu lebih baik bila Anda tahu teori menjahitnya agar tetap bisa mensupervisi pekerjaan para karyawan.
Bila tempat usaha Anda di pinggir jalan, Anda tinggal pasang plang atau menyebar brosur. Tetapi tak usah kecil hati bila rumah Anda ada di pojok terpencil. Yang penting Anda mau banyak bersilaturahmi mendatangi kenalan dan kerabat untuk mencari pelanggan, termasuk rajin mendatangi perkantoran atau sekolah-sekolah.

3. Salon Kecantikan
Menyadari bahwa setiap wanita pastilah ingin tampil cantik, memiliki usaha salon kecantikan tentu menjanjikan penghasilan lumayan. Sebagai pengusaha pemula, tak perlu berpikir susah dalam membuka salon. Cukup sediakan pelayanan standar seperti potong rambut, facial, creambath dan lulur, bila dilengkapi dengan kenyamanan dan keramahan akan membuat pelanggan datang satu demi satu.

4. Warung Makan
Warung makan memang bisnis yang tak pernah sepi. Siapa sih orang yang tak butuh makan? Para bujangan yang belum berkeluarga, mengandalkan warung makan untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka yang sudah berkeluarga juga membutuhkan kepraktisan hidangan. Apalagi bila tempat usaha berada dekat pabrik, sekolah atau perkantoran. Jam-jam makan siang dan malam, warung makan hampir dapat dipastikan selalu padat pengunjung.
Perhatikan tiga hal utama dalam usaha warung makan. Kualitas yang terjaga, tempat yang resik serta pelayanan yang ramah. Bila tiga hal ini sudah terpenuhi, konsumen tentu tidak segan kembali bahkan akan memberikan promosi pada kenalan-kenalan mereka.

5. Toko Obat

Tak ada yang bisa menunda datangnya sakit. Kalau badan sudah tak nyaman, mau tidak mau, suka tidak suka, berapapun harga sudah tak dirasa. Obat pasti dicari. Itu sebabnya, punya toko obat amat menjanjikan. Asalkan ada tempat, wilayah perumahan elite atau kampung padat pun jadi. Bahkan makin ramai penduduknya makin baik buat usaha toko obat.
Syarat utama untuk membuka toko obat, tentu harus ada izin yang bisa dikantongi oleh seorang, minimal, asisten apoteker. Syukur Alhamdulillah kalau Andalah si asisten apoteker itu. Kalau tidak, pilihannya adalah menggaji asisten apoteker (tidak disarankan untuk pengusaha pemula) atau meminjam (menyewa) izinnya.
Dalam hal ini, sang asisten apoteker cukup mendampingi usaha dan datang sesekali bila perlu. Sebab, obat-obat yang diperdagangkan pun hanya dari jenis obat bebas saja.

6. Bunga Hias
Punya hobi merawat tanaman, juga bisa memberi penghasilan yang lumayan. Hal ini sudah dibuktikan oleh Pak Sri Hartoyo dari Jalan Kukusan, Beji, Depok yang memiliki usaha jual beli tanaman hias. Bahkan, sebagai langkar awal, Anda cukup membeli tanaman jadi yang sudah dipasang dalam pot. Selain langsung dijual, tanaman hias ini bisa Anda regenerasi dengan cara dipecah dua atau dicangkok hingga tergandakan setelah 4 bulan. Usaha tanaman hias sangat baik bila berada di lokasi pinggir jalan utama. Bila tidak, Anda perlu menambah sedikit usaha ekstra dalam melakukan promosi.

7. Bisnis Basar Kue Kering
Bisnis kue kering memang identik dengan masa-masa panen di hari raya. Namun, bila serius melakoninya, pada bulan-bulan biasa pun setidaknya 100 toples kue bisa terjual. Ini dibuktikan sendiri oleh Ibu Sterna dari Duta Bintaro, Serpong Tangerang yang sudah enjoy berbisnis katering dan produksi kue kering. Kue-kue kering bisa dipasarkan dengan cara titip jual atau promosi dari mulut ke mulut. Bahkan diketahui cara kedua ini lebih efektif sehingga penjualan kue kering Ibu Sterna pun tak pernah surut. Bila Anda rasa pendapatannya tak begitu besar, lihat bahwa modal dan biaya operasionalnya pun kecil saja. Sambil bersendau gurau dengan keluarga, Anda bisa menguleni adonan juga memanggang. Tahu-tahu, 100 toples terhidang. Anda berminat ikuti jejaknya?

8. Bimbingan Belajar Privat
Lembaga bimbingan belajar memang banyak, tapi banyak pula anak didik yang lebih 'kena'bila diajar secara pribadi alias privat. Selain lebih terarah, fokus perhatian guru pun tidak terpecah. Situasi ini segera ditangkap Subekhi, alumnus D3 Fisika UI yang segera saja menjadikan bimbingan belajar privat sebagai sumber penghasilan.
Modal awalnya sangat kecil, karena tidak harus sekaligus ada, dan tak perlu pusing memikirkan kelas-kelas kursus atau gaji sekian banyak guru. Cukup mencari murid dan memasangkan dengan para guru lepas, penghasilan yang didapat dengan cara bagi hasil ini amat memadai. Apalagi, setiap murid yang memberi rekomendasi murid baru akan diberi komisi pula. Semakin banyak saja murid bisa di dapat. Subekhi "hanya" bisa mendapatkan 500 murid per semester. padahal ada belasan jutaan siswa SD, SMP, dan SMA di seluruh Indonesia. Sisanya mungkin milik Anda. Mengapa tidak mencobanya?

9. Fotografi
Punya ketrampilan fotografi jangan disia-siakan, karena bila dijadikan bisnis bisa jadi sumber penghasilan yang lumayan, sebagaimana ditekuni Jumari dari Berkah Foto Studio, Cengkareng, Jakarta Barat.
Modal awal yang dibutuhkan memang cukup besar bila ingin mendapatkan hasil maksimal. Namun, tak usah khawatir, banyaknya event seminar, reuni, pesta pernikahan, acara-acara perkantoran bisa membuat investasi Anda cepat kembali kok.

10. Produksi Dompet
Punya tak punya uang, tiap orang hampir selalu punya dompet. Bu Ida rupanya cukup jeli melihat kebutuhan masyarakat akan dompet ini. Makanya kejeliannya melihat dompet membuatnya memutuskan menjadi produsen dompet bahan parasut yang banyak dijajakan di hampir setiap setiap pasar, stasiun, terminal bahkan gelaran-gelaran kaki lima.
Cukup menggandeng dua penjahit tetap, ia mampu menyelesaikan produksi di rumahnya di Kampung Sumur, Klender, Jakarta Timur hingga mencapai 1500 lusin per bulan di kala orderan sedang meningkat. Tentu tak hanya dikerjakan dua pegawainya, melainkan dengan menggandeng pula penjahit borongan yang dipanggil sesuai banyaknya order pesanan.
Awalnya ia menawarkan dompet-dompet ini pada pedagang dan pemasok. Namun, seiring waktu, kini produk Akbar Mandiri, nama perusahaan Ida, sudah banyak dicari para pedagang dan konsumen. (Ummi edisi spesial Des-Jan '04)

Tips Sukses Mengambil Bisnis Franchise Bagi Pemula

Untuk memulai bisnis franchise makanan yang perlu diperhatikan yaitu:

Pertama, sudah banyak yang menjual jenis makanan dan persaingan di lingkungan tersebut maka yang perlu disiapkan diawal adalah mindset dan mental sebagai seorang entrepreneur (wirausaha), siap menerima dan menjalankan tantangan yang ada, siap tidak menyerah dan mau bangkit lagi jika menemui kegagalan.

Lalu pilihlah jenis makanan yang belum ada dan mempunyai keunikan dan perbedaan dari yang lainnya. Punya nilai kreatifitas dan inovasi dari jenis-jenis yang sudah ada di lingkungan tersebut.

Kedua, jika ingin memulainya dengan memilih sistem beli franchise (waralaba/kemitraan) maka pelajari lah semua penawaran franchise yang diberikan oleh para franchisor (pemberi pewaralaba).

Jangan lupa, berkunjung lah ke para franchisee (penerima waralaba) yang sudah bekerjasama dengan franchisor tersebut, apa kiat sukses mereka sehingga bisa terus menjalankan sistem franchise yang dijalankan.

Ketiga, sebagai calon franchisee (penerima franchise), Anda juga harus mempelajari Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Di peraturan tersebut dijelaskan tentang kriteria usaha waralaba, hak dan kewajiban masing-masing franchisee dan franchisor, perjanjian kerjasama yang benar dan lain-lain.

Keempat, jika nanti sudah menjalankan usaha franchise, anda tidak bisa berharap akan berhasil tanpa kerja keras dari sang pemilik usaha. Anda sendiri harus aktif dan menjalankannya dengan sungguh-sunguh sesuai sistem yang diberikan oleh franchisor. Jangan sungkan-sungkan untuk meminta bantuan kepada pihak franchisor.

Kelima, bisnis makanan tentu harus memperhatikan mutu dari makanan yang diberikan sesuai sistem, untuk itu juga kita patut memberikan pembinaan dan pengawasan kepada para karyawan anda.

Keenam, mengenai persaingan yang ada di lingkungan tersebut, maka perlu adanya inovasi dan kreatifitas dalam memberikan promo-promo menarik setiap periodenya agar para pelanggan akan setia membeli di outlet kita.

Waralaba adalah duplikasi usaha yang SUDAH SUKSES, untuk dimiliki dan dijalankan oleh orang lain. Sengaja saya berikan caps lock di tulisan “sudah sukses” karena ini merupakan syarat utama dari bisnis waralaba. Memang agak sulit menentukan sukses tidaknya sebuah usaha, namun yang paling sederhana adalah melihat bahwa usaha tersebut sudah terbukti mencapai BEP dan memiliki keuntungan per bulan yang cukup memuaskan. Berikut adalah beberapa istilah dalam waralaba/franchise:
  • Franchisor:
    Pemberi franchise
  • Franchisee:
    Penerima franchise
  • Master Franchising:
    Pemberian hak kepada penerima franchise untuk suatu wilayah khusus secara eksklusif. Berikut hak kepada penerima untuk mensub-franchise-kan usahanya di wilayah tersebut.
  • Franchise fee:
    Biaya pembelian hak franchise untuk jangka waktu tertentu
  • Royalti fee:
    Biaya kontribusi yang diberikan oleh franchisee kepada  franchisor secara periodik
  • Advertising fee:
    Biaya kontribusi yang diberikan oleh franchisee kepada franchisor sebagai kontribusi melakukan kegiatan promosi yang bersifat nasional.

Seperti bisnis-bisnis kebanyakan di dunia ini, sistem waralaba juga memiliki keunggulan dan kekurangan. Keunggulan sistem waralaba adalah :

Sebagai franchisee (penerima waralaba)
  1. Memperoleh program pelatihan yang terstruktur dari franchisor
  2. Mendapat bantuan manajemen secara terus menerus
  3. Mendapat keuntungan dari kegiatan operasional dibawah nama dagang yang telah mapan.
  4. Membutuhkan modal yang lebih kecil.
  5. Resiko bisnis relatif kecil.
  6. Memperoleh dukungan riset dan pengembangan dari franchisor.
  7. Mendapatkan akses kepada sumber-sumber pembiayaan.
  8. Pendampingan dalam memilih lokasi yang strategis.
  9. Dapat melakukan promosi bersama outlet lainnya.
Sebagai franchisor (pemberi waralaba):
  1. Perluasan usaha cepat berkembang.
  2. Modal pengembangan usaha relatif sedikit.
  3. Tingkat pengembalian investasi tinggi, karena adanya:
    • Franchise fee
    • Royalty fee
    • Advertising fee
    • Merchandising
    • dll
  4. Kekuatan pemasaran tinggi, karena memiliki cabang yang lebih banyak.

Sedangkan beberapa kerugian umum (dari pihak franchisee) di sistem waralaba ini adalah :
  1. Adanya keharusan membayar royalty fee kepada franchisor untuk penggunaan sistem waralaba.
  2. Kemungkinan kerjasama dan kualitas dukungan franchisor yang tidak konsisten sesuai kontrak kerjasama.
  3. Ketergantungan yang besar kepada franchisor sehingga menjadi kurang mandiri.
  4. Reputasi dan citra bisnis yang diwaralabakan menurun di luar kontrol franchisor dan franchisee.
Lalu timbul pertanyaan, apakah semua jenis usaha bisa menggunakan sistem waralaba seperti ini? Silahkan disimak beberapa ketentuan umum bisnis seperti apa yang bisa diwaralabakan:
  • Bisnisnya bisa distandarkan (bentuk, desain, cara operasional, bahan baku,dll)
  • Memiliki keunikan (berbeda dari kompetitor, tidak mudah ditiru, dan memberikan nilai tambah untuk penjualan)
  • Transferable dan transparan (dapat diajarkan dan mampu bersifat terbuka)
  • Terbukti sudah berhasil dijalankan.
  • Marginnya cukup besar untuk berbagi royalty.
  • Bahan bakunya bisa disediakan di berbagai lokasi.
  • Prospek bisnisnya cukup besar untuk jangka panjang.
Dari segi legalitas, berikut tahapan-tahapan yang perlu dilakukan oleh pemilik usaha agar usahanya dapat diwaralabakan kepada orang lain secara legal:
  • Mendirikan badan usaha
  • Pendaftaran merek
  • Mempersiapkan prospektus (dokumen penjelasan mengenai fakta-fakta terkait bisnis yang ditawarkan)
  • Mendaftarkan prospektus ke Kementrian Perdagangan-Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Pada akhir proses ini akan diterbitkan STPW (Surat Tanda Pendaftaran Waralaba)
  • Membuat sistem yang terstandar lengkap dengan manualnya secara tertulis
  • Mempersiapkan rancangan kontrak waralaba (tentunya dalam bahasa Indonesia dan merujuk pada hukum di Indonesia)