Silent Leadership

Seorang pemimpin punya potensi untuk berkomunikasi lebih efektif dengan komunikasi non-verbal dibanding komunikasi verbal, demikian yang dikatakan John Baldoni. Dalam tulisan di blog-nya, hbr.org, ia pun menambahkan, “yang penting ketenangan dan keyakinan”.

Baldoni menekankan bahwa pemimpin dapat menyampaikan maksudnya melalui isyarat non-verbal. Namun, ia menyesalkan bahwa seringnya isyarat non-verbal disalahgunakan untuk menampilkan gangguan, keacuhan atau bahkan ketidak-sukaan.

Dia memperingatkan: "Bagi mereka yang memegang suatu tanggung jawab, terutama di posisi yang sangat senior, harus ekstra hati-hati tidak hanya dalam kata-kata tapi juga dalam bahasa tubuh mereka".

Berangkat dari hal itu, Baldoni menawarkan beberapa tips tentang silent leadership

1. Rekomendasi pertamanya adalah hanya sekedar mengendurkan otot-otot wajah. Ia pun bercerita: "Saya pernah bekerja dengan seorang engineer berbakat yang memiliki afinitas yang nyata untuk mengajar orang lain. Tapi karena ia masih baru di perusahaannya, orang-orang tidak mengenal dia. Dan ketika orang-orang melihatnya, ia selalu berada di ruangannya dengan wajah meringkuk dan tampak sangat intens. Bahasa tubuhnya seolah berkata, 'menjauhlah dari saya!' ".

Baldoni menjelaskan bahwa memang ekspresi wajah disebabkan oleh konsentrasi yang mendalam. Namun, masalah ini bisa diperbaiki dengan senantiasa mengingatkan diri untuk mengendurkan otot-otot wajah dan ini membantunya tampil lebih akrab. Penulis juga menganjurkan untuk melatif ekspresi yang cocok di depan cermin.

2. Rekomendasi kedua adalah meminta seorang teman untuk mengamati ekspresi anda. Baldoni menyarankan untuk meminta seorang rekan terpercaya untuk mengamati bahasa tubuh Anda dalam sebuah pertemuan misalnya, terutama dalam suatu pertemuan yang intens. Ia juga bisa diminta untuk mencatat manakala ada kebosanan, kejengkelan, atau bahasa yang salah ditangkap dalam pertemuan-pertemuan itu.
Penulis juga menyarankan: "Ingatlah bahwa orang tidak hanya mendengarkan apa yang Anda katakan, tapi mereka juga melihat bagaimana Anda membawa diri ketika Anda mengatakan perkataan anda".

3. Rekomendasi yang ketiga Baldoni adalah bicara secukupnya. Doronglah orang untuk berbicara lebih dulu dan bebas mengungkapkan ide mereka, sementara seorang pemimpin bisnis hanya perlu memberi sisipan ketika mereka memiliki sesuatu yang besar untuk ditawarkan.

Ia juga mengatakan, "Ketika bulu terbang, yang membuat ia menjadi perhatian orang adalah sebuah keyakinan yang tenang. Jangan sekali-kali mengangkat suara Anda. Sebaliknya, setelah Anda memiliki perhatian orang, bicaralah dengan tenang dan penuh keyakinan. Tidak ada pancaran kekuatan yang lebih kuat selain emosi yang terkendali ketika dalam suasana dimana orang-orang saling berteriak satu sama lain".

Namun ia menambahkan, bahwa menunjukkan emosi itu hanya benar dan tepat diterapkan ketika ada isu serius yang dipertaruhkan. Yaitu dengan menunjukkan bahwa pemimpin itu berhak untuk berkomunikasi dengan otoritas dan kekuatan, sehingga mereka paham akan pentingnya momen tersebut.

7 Strategi Bisnis Yang Wajib Dimiliki Entrepreneur

Menjamurnya berbagai peluang usaha baru di Indonesia, ternyata tidak hanya menuntut kreativitas dari para pengusaha untuk terus bisa berkarya, namun juga mengharuskan sebagian besar dari mereka untuk mulai menyusun beberapa strategi bisnis yang jitu guna memenangkan persaingan yang ada. Ketatnya persaingan pasar, dan munculnya para pemain baru di berbagai penjuru negeri, membuat sebagian besar pelaku usaha di Indonesia harus siap bersaing dengan pelaku usaha lainnya guna mempertahankan eskistensi kerajaan bisnisnya.Karenanya, untuk membantu para pemula maupun para pelaku usaha dalam mempertahankan eksistensi bisnisnya, berikut ini kami informasikan 7 strategi bisnis yang wajib dimiliki entrepreneur sebelum akhirnya mereka terjun di tengah ketatnya persaingan pasar.



1. Berani berpikir kreatif dan segera mulai melangkah.

Modal utama yang perlu dimiliki seorang entrepreneur sukses adalah berani berpikir kreatif dan mewujudkan ide-ide gila yang telah mereka ciptakan. Modal kreatif saja ternyata tidaklah cukup. Sebagai seorang pengusaha, tentunya Anda dituntut untuk segera mulai melangkah dan menemukan cara paling efektif untuk segera mewujudkan mimpi-mimpi besar yang telah dicita-citakannya.



2. Mulailah dari lingkungan Anda

Tak jarang para pemula bersikap terlalu berlebihan dalam mencari sebuah ide bisnis. Mereka sering menginginkan bisnis yang bonefit, menghasilkan banyak keuntungan, namun tidak membutuhkan modal besar. Padahal, untuk menciptakan peluang bisnis yang potensial Anda bisa memulainya dari hal-hal sederhana yang ada di sekitar kita. Contohnya saja seperti ide sang pengusaha sukses dari Grobogan yakni Rustono, yang sekarang ini berhasil menjadi juragan tempe di negara maju seperti Jepang.



3. Tetapkan biaya produksi yang proposional

Sebagai seorang pelaku usaha, tentunya Anda harus lebih jeli dalam menganggarkan biaya pengeluaran dan menyiapkan strategi pemasaran jitu untuk bisa mendatangkan penghasilan yang maksimal. Sebisa mungkin tekan biaya produksi agar harga jual yang Anda tawarkan kepada konsumen bisa terjangkau, dan keuntungan yang didapatkan semakin hari kian berlipat-lipat. Strategi inilah yang berhasil mengantarkan kesuksesan Waroeng Steak and Shake, karena dengan tagline “Bukan Steak Biasa”, sang pengusaha berusaha menawarkan menu kuliner serba steak dengan harga jual yang bersahabat dengan kantong konsumen yang rata-rata adalah para mahasiswa, pelajar, dan masyarakat menengah ke bawah.



4. Manfaatkan teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas

Perkembangan teknologi dan informasi di era serba digital seperti sekarang ini, tentunya bisa Anda manfaatkan dengan baik untuk menjangkan peluang pasar yang lebih luas. Bila sebelumnya Anda belum menjamah pasar online untuk memasarkan produk Anda, maka tidak ada salahnya bila mulai sekarang Anda mengoptimalkan penggunaan situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, blog, website, dan lain sebagainya untuk mengurangi besarnya biaya iklan offline yang semakin tinggi serta menjangkau calon konsumen di berbagai belahan dunia.



5. Terus kembangkan brand Anda

Tak bisa kita pungkiri bila kekuatan sebuah brand masih sangat penting dalam mengembangkan sebuah usaha. Oleh karena itu, terus hidupkan brand bisnis Anda dan jagalah reputasinya agar semakin dikenal banyak orang dan disukai para pelanggan. Untuk menjalankan strategi tersebut, Anda bisa melengkapi profil perusahaan Anda dengan sejarah singkat mengenai pendirian usaha maupun kisah dibalik pembuatan produk unggulan yang menjadi brand utama bisnis Anda.



6. Tumbuhkan bakat berwirausaha

Setiap orang bisa menjadi pengusaha sukses apabila mereka mau dan mampu menumbuhkan bakat wirausaha yang ada dalam diri mereka. Berbekal niat, semangat, dan tekad yang cukup kuat, setiap orang bisa mendapatkan ilmu dan ketrampilan khusus tentang wirausaha melalui buku-buku atau majalah bisnis yang beredar di pasaran, mengakses informasi dari media internet, maupun bergaul dengan para pengusaha sukses yang bisa memotivasi diri Anda untuk terus maju dan merintis sebuah usaha.



7. Siap menghadapi berbagai resiko

Ketika menjalankan sebuah usaha, hadirnya sebuah hambatan, tantangan, maupun berbagai kendala yang muncul di tengah perjalanan usaha, menjadi salah satu resiko yang harus dihadapi para pelakunya. Karenanya, untuk menghadapi resiko tersebut, pastikan bahwa semua perencanaan bisnis Anda sudah dipersiapkan dengan matang agar munculnya sebuah resiko bisa diminimalisir sekecil mungkin.

Nah, ini dulu sedikit informasi tips bisnis yang bisa kami sampaikan kepada para pembaca. Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat dan membantu para pemula yang tertarik menekuni dunia usaha. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.

Jurus Jitu Menjalankan Bisnis Franchise Hingga Sukses

Siapa yang tidak ingin bisnis yang dijalankan menuai kesuksesan? Setiap pengusaha pasti menginginkan hal seperti itu. Tapi bagaimana caranya dan apa jurusnya agar menjalankan bisnis seperti bisnis franchise (waralaba) ini bisa sukses.
Starbuck merupakan salah satu kisah sukses waralaba yang terkenal  di dunia. Waralaba ini didirikan pada tahun 1971 dan hanya memiliki satu toko di Pike Place Market Seatle. Setelah menerapkan sistem waralaba, pada tahun 2006 Starbuck telah memiliki 8.000 gerai yang berlokasi di lebih dari 37 negara serta memiliki keuntungan hampir $3 miliar dollar AS.
Kita bisa melihat hebatnya menjalankan bisnis waralaba ini. Dengan menjual sebuah merek, rencana bisnis, dan keahlian pada pemilik bisnis regional. Maka menjalankan bisnis ini dapat meningkatkan keuntungan serta menjangkau pasar global tanpa mengalami peningkatan resiko secara signifikan.
Jumlah dan jenis waralaba (Franchisee) sangat beragam. Waralaba merupakan sebuah teknik yang digunakan oleh berbagai perusahaan mulai dari gerai makanan cepat saji seperti McDonald hingga jaringan hotel mewah seperti Hyatt.
Ada dua elemen kunci setiap waralaba yakni pemberi waralaba (franchiser) dan penerima waralaba (franchisee). Pemberi waralaba menjual merek terkemuka serta keahliannya kepada penerima waralaba yang kemudian mendirikan dan mengelola bisnis tersebut.
Untuk pemberi waralaba mendapatkan manfaat berupa kemampuan untuk meningkatkan keuntungan serta menjadi merek yang terkenal dan dipercaya di tingkat nasional atau global.
Sedangkan keuntungan yang didapatkan penerima waralaba adalah bahwa teknik ini dipercaya dapat mengurangi tingkat resiko. Waralaba juga lebih mempermudah bisnis karena tidak harus menciptakan rencana bisnis baru atau mengembangkan merek yang belum terkenal.
Walaupun sudah terbilang kuno, ide waralaba ini dihidupkan kembali di akhir abad ke-20, karena adanya keinginan yang kuat untuk menciptakan struktur bisnis yang terdesentralisasi. Pada tahun 1999, statistik menunjukan bahwa terdapat 540.000 waralaba di Amerika, di mana waralaba baru bermunculan setiap 6,5 menit pada setiap hari kerja.
Untuk di Indonesia sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yakni dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Lalu perkembangan selanjutnya pada tahun 1970-an, yakni dengan dimulakan sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memilki hak untuk memproduksi produknya.
Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat bagi para franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memilki kepastian hukum yang jelas, sehingga waralaba  berkembang pesat seperti di negara di AS dan Jepang.
Berikut penerapan untuk menjalan bisnis waralaba sehingga menjadi sukses yang di kutip dari buku 100 Ide Bisnis Terhebat.
  1. Pastikan untuk menyediakan layanan dan produk yang berkualitas secara konsisten di seluruh waralaba untuk memperoleh reputasi positif, stabil, terpercaya dari pelanggan.
  2. Mendirikan waralaba baru yang jaraknya terlalu dekat dengan waralaba sejenis yang sudah berdiri terlebih dahulu dapat beresiko terjadinya kanibalisasi terhadap salah satu waralaba dan mengakibatkan kehilangan pembeli. Walaupun hal ini dapat menjadi praktik bisnis positif, penting juga untuk mempertibibangkan akibatnya.
  3. Berikan kesempatan kepada penerima waralaba untuk mencapai tingkat indenpendensi yang lebih tinggi, yang membedakan mereka dari investor atau konglomerat pasif.
  4. Mintalah bantuan pengacara atau penasihat yang mumpuni dan berpengalaman jika kamu ingin menjual atau membeli sebuah waralaba. Kunci keberhasilannya adalah dengan memiliki produk atau layanan bisnis yang tepat, memahami rincian dengan baik, serta menyetujuinya dan bekerja sama.
Semoga kiat-kiat Bisnis Franchise ini, menjadi penyemangat bagi Anda untuk lebih berkembang lagi dalam menjalankan bisnis franchise.

Apakah Karyawan Bergaji Layak, Bagus Untuk Bisnis?

Apakah Karyawan Bergaji Layak, Bagus Untuk Bisnis?

Tanpa elemen karyawan, roda bisnis sebuah perusahaan tidak akan berputar. Layaknya aset, karyawan sepatutnya mendapatkan penghargaan yang layak dan ‘dilindungi’ dengan baik. Walaupun penghargaan tidak selalu berupa angka gaji, namun tak dapat dipungkiri angka menjadi salah satu faktor yang umumnya mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik.
Dari sudut pandang perusahaan, gaji karyawan merupakan sebuah titik pertimbangan ‘apakah dengan gaji sekian besar si karyawan dapat memberikan pemasukkan lebih untuk perusahaan, bagaimana kalau tidak’. Jadi, apakah karyawan yang digaji dengan layak, bagus untuk bisnis?
Sudah bukan rahasia lagi bahwa di Amerika para pekerja ritel digaji kecil dengan pendapatan per tahunnya hanya 25.310 dolar AS berdasarkan Bureu of Labor Statistics. Hal tersebut pastinya dilakukan untuk meningkatkan marjin keuntungan.
Namun, Zeynep Ton, profesor dari MIT Sloan School of Management berargumen melalui artikel di Harvard Business Review bahwa dengan taktik yang seperti itu, biasanya hanya menjadi serangan balik untuk perusahaan.
Dengan memotong kekuatan sumber daya manusia – menggaji kecil – perusahaan mengalami penurunan performa yang akan mempengaruhi kepuasan konsumen dan menjadikannya masalah paling utama bagi perusahaan: penurunan penjualan.
Ton memaparkan contoh kasus Home Depot yang memotong jumlah karyawannya dan menggaji pekerja paruh waktu untuk mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan. Dalam jangka waktu pendek, Home Depot berhasil meningkatkan keuntungan. Namun, lama kelamaan kepuasan konsumen menurun yang kemudian menurunkan angka penjualan bahkan menjadi negatif dalam beberapa tahun.
Ton berargumen bahwa dengan memberikan karyawan gaji yang baik, perusahaan akan menikmati hasilnya dalam jangka panjang.
Costco, salah satu ritel yang menggaji karyawannya dengan baik. CEO Costco, Craig Jelinek menyatakan bahwa perusahaannya  menghindari strategi memberikan gaji kecil pada karyawan. “Kami mengetahui bahwa meminimalkan perputaran karyawan dan memaksimalkan produktivitas, loyalitas, dan komitmen karyawan lebih menguntungkan dalam jangka panjang,”ujarnya
Pertanyaannya: Apa dasar petimbangan gaji yang baik? Tingkat pendidikan, standar hidup di suatu wilayah, pengalaman dan lamanya seorang karyawan bekerja di suatu perusahaan. Tentu gaji seorang kuli bangunan berbeda dengan gaji seorang pemasar lulusan sarjana. Gaji karyawan yang sudah bekerja selama 4 tahun tentu berbeda dengan gaji karyawan yang baru bekerja 2 tahun.
Mungkin untuk perusahaan yang baru berdiri akan sulit memberikan angka gaji yang mewakili kata ‘baik’ berdasarkan pertimbangan tersebut. Alternatifnya, upah minimal regional bisa menjadi patokan.
Apabila perusahaan memperlakukan karyawannya dengan baik layaknya sebuah aset, bukan hal yang tidak mungkin perusahaan akan semakin maju. Apabila karyawan sudah merasa bahwa perusahaan tersebut layaknya rumah yang memberikan perlindungan, karyawan akan betah dan bekerja lebih giat dan bukan tidak mungkin bersedia menjadi tameng apabila sewaktu-waktu perusahaan diterpa krisis.